EKBIS.CO, UNGARAN -- Segenap anggota Kelompok Tani Sumber Hasil, di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah kian semringah. Asa untuk menjadikan desanya sebagai sentra penghasil durian premium pun kembali membuncah.
Sebab seperempat dari ribuan pohon durian premium yang mereka tanam dan rawat sejak empat tahun silam sudah mulai berbuah, dengan prediksi masa panen sekitar 120 hari atau empat bulan lagi.
“Jika tidak ada halangan, Februari 2024 nanti sudah bisa panen,” ungkap Ketua Kelompok Tani Sumber Hasil, Desa Lerep, Slamet Sudaryanto saat ditemui di kebun durian Sebligo, Jumat (3/11/2023).
Slamet menceritakan, penanaman pohon durian premium oleh kelompok tani Sumber Hasil, Desa Lerep ini merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina, yang digulirkan pada tahun 2019.
Untuk pelaksanaannya petani mendapatkan pendampingan dari Yayasan Obor Tani (Yabortan) Semarang, mulai dari penanaman, perawatan untuk pertumbuhan hingga pohon durian siap berbuah. Termasuk dukungan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan lainnya.
Pada tahap awal sebanyak 2.500 batang bibit durian premium seperti Bawor Kuning, Musang King dan D24 bantuan TJSL Pertamina, ditanam di lahan milik 110 anggota kelompok tani yang tersebar di lima blok.
Masing- masing blok Segeblek, Plawangan, Sejati, Segagan dan blok Segondo. “Untuk tahap kedua ditambah lagi sebanyak 500 bibit hingga total mencapai 3.000 bibit pohon durian premium,” jelasnya.
Jauh sebelum program penanaman durian ini dilakukan, ungkap Slamet, Pemerintah Desa (Pemdes) Lerep telah mengajukan pembangunan embung dan disetujui, hingga akhirnya dibangun embung Sebligo yang diresmikan tahun 2015 silam.
Baru tahun 2019 program pemberdayaan petani melalui penanaman pohon durian premium ini dilaksanakan dengan dukungan Pertamina dan Yabortan, untuk meningkatkan kesejehtaraan para petani, sekaligus menjadi rintisan Desa Lerep sebagai sentra durian premium di Kabupaten Semarang.
Selama empat tahun berjalan, lanjut Slamet, anggota kelompok tani memang harus menghadapi beberapa tantangan, misalnya pada saat pandemi Covid-19 melanda, hampir dua tahun program pendampingan kepada petani pun terganggu.
Dampaknya pertumbuhan beberapa tanaman durian menjadi kurang optimal dan beberapa di antaranya juga ada yang mati. Sehingga, sampai sekarang ini sekarang ini hanya sekitar 2.500 -2.600 tanaman durian yang masih hidup.
Bahkan pada saat kemarau panjang akibat dampak El Nino tahun ini, embung Sebligo yang menjadi penopang kebutuhan air bagi ribuan pohon durian tersebut juga mengering, di awal bulan Oktober 2023 kemarin.
Sehingga para petani harus melakukan berbagai cara agar tanaman durian tetap bisa mendapatkan air secara rutin, meskipun setiap hari harus meluangkan waktu untuk membawa atau melangsir air dari sumber yang lokasinya jauh, dengan menggunakan sepeda motor.
“Ketekunan, kesabaran dan semangat para petani anggota kelompok memang diuji, guna menyelamatkan tanaman durian sebagai bentuk tanggungjawab meneruskan amanah yang sudah diwujudkan melalui TJSL Pertamina tersebut,” katanya.
Kini, setelah melihat sebagian tanaman durian sudah mulai berbuah, kian menumbuhkan kembali harapan para petani. Khususnya para anggota kelompok yang memang belum dapat menikmati hasilnya pada tahun ini.
Sebab menurutnya, itu menjadi hal yang paling penting agar program yang sudah dilaksanakan bisa terus berjalan. “Sehingga, satu atau dua tahun ke depan, Desa Lerep sebagai sentra penghasil buah durian premium bukan sekedar impian, tetapi sudah terwujud,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Lerep, Sumaryadi menyampaikan, pengembangan sentra buah durian premium di desanya memang menjadi bagian dari rencana pengembangan Desa Wisata Lerep 2015- 2024.
Durian premium memang dipilih karena nilai keekonomiannya yang sangat menjanjikan. Nantinya Desa Lerep melalui sentra pemberdayaan tani, tidak hanya menjadi sentra buah durian premium.
Namun linier dengan pengembangan Desa Wisata Lerep, juga akan diwujudkan kawasan wisata agro dengan setinasi unggulan petik buah durian langsung dari kebun.
Sejak pembanunan embung Sebligo rampung, lanjutnya, Pemdes Lerep melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lerep bersama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Rukun Santoso telah mengembangkan embung ini sebagai destinasi wisata tematik.
Yakni pasar kuliner/ jajanan ndeso, yang memadukan kearifan lokal, atraksi budaya serta pemberdayaan ekonomi warga, setiap hari Ahad pasaran Pon.
Dengan mulai berbuahnya sebagian tanaman durian tersebut, maka khasanah detinasi Desa Wisata Lerep. “Sehingga dukungan berbagai pihak, termasuk TJSL Pertamina akan menjadi pengungkit bagi peningkatan kesejahteraan warga Desa Lerep ini,” jelasnya.