EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, masih terdapat lahan rawa seluas 10 juta hektare yang potensial untuk dijadikan sebagai area persawahan. Namun, ia mengakui hal itu tidak mudah sehingga dibutuhkan bantuan para akademisi serta ahli untuk bisa mengubah lahan rawa menjadi persawahan.
“Ada beberapa perguruan tinggi yang akan membantu dalam percepatan tanam, kemudian membangun lahan rawa menjadi produktif. Kami sudah bicara dengan menteri pendidikan, kita akan sinergi,” kata Amran di Kementerian Pertanian, Kamis (9/11/2023).
Amran mengatakan, sejauh ini sudah terdapat persawahan di area lahan rawa yang sudah berproduksi dengan luasan total 1,5 juta hektare secara nasional, termasuk di food estate Kalimantan Tengah. Ia mengeklaim, produktivitas di lahan rawa tersebut bahkan sudah cukup tinggi, yakni sekitar 5 ton per hektare.
Oleh karena itu, pihaknya optimistis penggunaan lahan rawa untuk perluasan area lahan sawah cukup menjanjikan bila dapat dikelola secara tepat.
"Nah, ini yang sudah ada bagaimana kita naikkan indeks pertanamannya, dari yang satu kali setahun jadi dua kali, yang dua kali jadi tiga kali,” kata dia.
Amran menilai, meningkatkan indeks pertanaman lebih memungkinkan untuk menambah produksi beras nasional. Sementara, upaya untuk meningkatkan produktivitas padi masih terus diupayakan.
“Mudah-mudahan produktivitas juga bisa naik dari lima ton jadi 10 ton. Kita fokus ke produksi,” ujarnya.
Adapun untuk persiapan musim tanam saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan telah mengerahkan perluasan lahan tanam seluas 569.374 hektare di 10 provinsi dalam Gerakan Nasional El Nino sebagai antisipasi penurunan produksi beras nasional.
Amran mencatat, sejauh ini realisasi penanaman di lahan tambahan tersebut telah mencapai 430.235 hektare atau 75,6 persen dari yang ditargetkan Kementan.
“Gernas El Nino diharapkan mampu mengompensasi penurunan produksi tiga juta ton gabah kering giling (GKG) atau (setara) 1,5 juta ton beras sebagai dampak El Nino,” kata Amran.