EKBIS.CO, CIKAMPEK -- PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat kolaborasi program Makmur untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional. Penguatan ekosistem Makmur menjadi penting di tengah ancaman krisis pangan global. Hal ini disampaikan Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dalam ajang Jambore Makmur di Kawasan Pupuk Kujang Cikampek, akhir pekan lalu.
"Saat ini produktivitas pangan dunia terendah dalam 60 tahun terakhir. Sehingga secara intuisi semua negara akan mengamankan kebutuhan pangannya sendiri, membatasi ekspor dan seterusnya,” ujar Rahmad, mengutip keterangan tertulis, Senin (13/11/2023).
Oleh sebab itu, lanjutnya, Indonesia perlu untuk mengamankan kebutuhan pangannya. Strateginya adalah dengan meningkatkan produktivitas pertanian dengan berbagai cara, tidak hanya menambah pabrik pupuk dan anak-anak muda atau ahli-ahli di bidang pertanian, tetapi juga membangun dan memperkuat ekosistem budidaya pertanian.
Rahmad menjelaskan, program Makmur merupakan ekosistem yang mendukung petani dari hulu hingga hilir, sehingga proses budidaya maupun pemasaran hasil pertanian berjalan optimal. Melalui program Makmur petani memiliki kemudahan akses pada tiga hal.
Pertama adalah akses teknologi. Pupuk Indonesia Grup dalam pelaksanaan program Makmur memberikan pendampingan teknologi pertanian. Rahmad mencontohkan, pemanfaatan teknologi Smart Precision Farming atau pertanian presisi. Salah satunya melalui drone yang dilengkapi sejumlah fitur untuk menjadikan pemupukan lebih efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan hasilnya pun semakin optimal.
"Drone yang digunakan Petrokimia Gresik pada Smart Precision Farming canggih, tidak hanya mampu menyebarkan pupuk, tapi sebelumnya memetakan kondisi tanaman sehingga pupuk yang disebarkan presisi sesuai dengan kebutuhan," ujar Rahmad.
Kemudahan kedua yang didapatkan petani dari program Makmur adalah akses pasar sehingga nilai jual hasil panen petani menjadi lebih optimal. Karena petani mendapatkan akses pasar secara langsung sehingga mendorong kesejahteraan petani.
"Seperti program Makmur kita di Pati, biasanya setelah panen dijual ke pengepul, pengepul ke pengepul besar, pengepul besar ke pedagang, pedagang baru ke ujungnya. Di Pati, petani Makmur menjual hasilnya secara langsung ke industri makanan," ungkap Rahmad.
Terakhir, Rahmad mengungkapkan kemudahan ketiga dari program Makmur, yaitu adalah akses permodalan. Di program Makmur ini Pupuk Indonesia berkolaborasi dengan perbankan untuk memberikan akses modal kepada petani. Selain itu juga asuransi guna melindungi petani dari risiko gagal panen.
Sementara itu, strategi Pupuk Indonesia berikutnya untuk meningkatkan produktivitas pangan adalah menghadirkan Taruna Makmur. Para Taruna Makmur ini akan memberikan pendampingan budidaya dan memberikan layanan agronomis bagi petani yang bergabung pada Program Makmur.
Dalam Jambore Makmur ini, Pupuk Indonesia memberangkatkan sebanyak 76 Taruna Makmur. Mereka adalah mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dari lima daerah di seluruh Indonesia, yaitu Polbangtan Bogor, Yogyakarta, Malang, Medan, dan Gowa yang mendapatkan pelatihan khusus sebelum diberangkatkan.
Rinciannya 40 Taruna Makmur binaan Petrokimia Gresik, kemudian sepuluh Taruna Makmur dari Pupuk Kalimantan Timur, delapan dari Pupuk Sriwidjaja Palembang, 15 dari Pupuk Kujang Cikampek dan tiga selebihnya dari Pupuk Iskandar Muda.
"Kita buka selebar-lebarnya, karena persoalan pangan adalah persoalan tentang keberlangsungan bangsa kita. Oleh karenanya ini adalah tanggung jawab kita bersama, saya mengundang semuanya untuk turut berpartisipasi pada program Makmur ini," kata Rahmad.