EKBIS.CO, KULON PROGO -- Petani di Kalurahan Gerbosari, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen raya padi seluas 15 hektare dengan tingkat produktivitas 11 ton per hektare gabah kering panen pada puncak El Nino di wilayah ini.
Kepala Bidang Sarana dan Pengembangan Usaha Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Wazan Mudzakir, di Kulon Progo, Selasa (14/11/2023), mengatakan, secara umum Kabupaten Kulon Progo untuk daerah irigasi teknis sedang memasuki musim tanam pertama golongan I, sehingga panen padi di Samigaluh ini menjadi istimewa karena tidak ada panen selain di wilayah ini.
"Panen padi di Kelompok Tani Tunas Muda di Gerbosari ini hamparan luasnya 15 hektare terdiri dari tiga blok yaitu Blok Selayoran, Blok Blibis dan Blok Blondo," kata Wazan.
Ia mengatakan, potensi sumber air ada di sekitar dan baru terpenuhi 30 persen dari seluruh luasan lahan, agar digali oleh petani potensi yang ada. Mesin peralatan yang belum ada sehingga pemerintah dapat menindaklanjuti guna peningkatan produksi, produktivitas demi menuju kedaulatan pangan.
Ia mengatakan panen padi pada puncak El Nino ini sangat menguntungkan petani karena harga gabah dan beras relatif tinggi pada kisaran Rp 7.900 - Rp 8.200 per kilogram harga gabah kering giling.
Kemudian, harga beras Rp 12.000 - Rp 12.500 per kilogram di tingkat petani. Harga beras di tingkat konsumen rata-rata sebesar Rp 13.000 - Rp 13.500 per kilogram.
Berdasar hasil ubinan yang telah dilaksanakan oleh PPL BPP Samigaluh, di KT Tunas Muda untuk varietas padi Sri Wulan dan Ciherang menghasilkan 7,2 kg per hektare atau setara gabah kering panen sebesar 11 ton per hektare.
"Produktivitas tanaman padi di Gerbosari melebihi rata rata panen yang ada di Kulon Progo di kisaran 7 ton per hektare," katanya.
Pada wiwitan panen padi ini, sebagai sarana budaya jawa juga ditampilkan kesenian rakyat, berupa jatilan dari Grup Seni Krido Budoyo dari dusun setempat, sehingga acara menjadi lebih menarik dan meriah oleh pengunjung.