Selasa 21 Nov 2023 17:28 WIB

Berakhir Melemah 0,47 Persen, IHSG Gagal Bertahan di Level Psikologis 7.000

Bank Indonesia diproyeksi mempertahankan tingkat suku bunganya pada level enam persen

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Foto multiole eksposure pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile  di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto multiole eksposure pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mempertahankan posisinya di level psikologis 7.000. Pada penutupan perdagangan Selasa (21/11/2023), IHSG jatuh ke zona merah setelah melemah 0,47 persen ke level 6.961,79.

Pelemahan sektor infrastruktur menjadi pemberat laju indeks hari ini. Saham emiten pelat merah kompak memerah dengan SMGR, ADHI dan PTPP terpangkas lebih dari satu persen. Sementara WIKA anjlok 3,85 persen.

Baca Juga

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, melemahnya IHSG sejalan dengan bursa Asia yang bergerak variatif cenderung turun sore ini.

"Bursa Asia bergerak mixed di tengah aksi wait and see para investor menantikan risalah FOMC sebagai pedoman langkah tingkat suku bunga The Fed selanjutnya," kata Nico.

Di Amerika Serikat (AS), imbal hasil obligasi pemerontah AS bertenor 10 tahun turun 2,9 basis poin menjadi 4,39 persen. Imbal hasil yang lebih rendah membuat dolar AS melemah.

Indeks yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama, turun 0,13 persen menjadi 103,31, setelah menyentuh level terendah tiga bulan di posisi 103,17 pada awal sesi. Di sisi lain, Yen menguat 0,22 persen menjadi 148,03 per dolar AS, menjauh dari level terendah selama satu tahun.

Namun, Nico melihat, beberapa ancaman masih menghantui pasar global seperti peperangan antara Israel dan Hamas yang masih berlanjut dan juga perekonomian Australia yang masih belum seimbang.

Nico mengatakan beberapa peristiwa akan menggerakan pasar pada pekan ini, seperti Risalah FOMC yang akan menjadi pedoman para pelaku pasar untuk menentukan langkah. Reserve Bank of Australia akan merilis risalah terkait keputusan tingkat suku bunganya.

"Selain itu, kami memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan tingkat suku bunganya pada level enam persen," jelas Nico.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya BUKA, ADRO, MDKA, BBNI, dan INKP. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya BRPT, INTP, BBTN, KLBF, dan ACES.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement