EKBIS.CO, JAKARTA — Perum Bulog bakal kembali mengimpor beras pada tahun 2024 sesuai penugasan yang diberikan pemerintah. Adapun kuota impor untuk Bulog sebanyak dua juta ton meskipun nantinya akan tetap menyesuaikan kebutuhan dalam negeri.
Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, mengatakan impor beras yang dilakukan tentu akan melihat kondisi di dalam negeri secara keseluruhan. Kebutuhan beras sebagai pangan utama harus dipastikan aman.
“Kalau memang kondisinya defisit, ya mau tidak mau kan? Masalahnya, pangan ini tidak bisa dibuat main-main. Impor saja sekarang agak sulit barangnya,” kata Prihasto saat ditemui di kantornya, Rabu (23/11/2023) lalu.
Ia mengatakan, banyak negara produsen beras yang masih tetap menahan ekspornya untuk mengamankan kebutuhan domestik. Oleh karena itu, kendati Bulog akan melakukan impor beras, Kementan tetap fokus untuk mengoptimalisasikan produksi di dalam negeri.
“Kita betul-betul sekarang sedang mengejar untuk menggenjot produksi sebesar-besarnya supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari,” kata Prihasto.
Adapun salah satu upaya Kementan untuk mengejar produksi beras dengan pemanfaatan lahan rawa eksisting. Diketahui, saat ini ada lebih dari 10 juta hektare lahan rawa yang berpotensi menambah daya gedor produksi nasional. Dari semua lahan tersebut, beberapa di antaranya sudah menghasilkan produktivitas sebanyak 5 ton per hektare.
"Saat ini baru 5 ton, tapi ke depan kita akan tingkatkan menjadi 7 ton per hektare,” ujarnya.
Perum Bulog menyampaikan, penugasan impor beras sebanyak dua juta ton untuk tahun 2024 akan dilaksanakan sesuai instruksi pemerintah.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan, penugasan impor bakal direalisasikan, namun jumlah pemasukan beras yang akan didatangkan bergantung pada perkembangan produksi dalam negeri.
“Penugasan tahun 2024 jadi, tapi nanti eksekusi melihat perkembangan harga dan panen tahun 2024,” kata Suyamto kepada Republika.co.id, Jumat (24/11/2023).
Perum Bulog nantinya akan memantau perkembangan panen raya rendeng yang diproyeksikan jatuh pada April-Mei 2024. Adapun masa panen tahun depan mengalami kemunduran akibat terlambatnya musim tanam di periode akhir tahun ini imbas kemarau ekstrem El-Nino.
“Prinsip jumlah yang didatangkan sesuai kebutuhan,” kata Suyamto.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, pemerintah akan menyiapkan Neraca Komoditas sebelum importasi tahun depan direalisasikan.
“Ini menunggu Rakortas (rapat koordinasi terbatas) yang dipimpin Menko Perekonomian,” kata Arief.