EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk atau BCA optimistis penyaluran kredit akan tetap moncer pada tahun politik. Hingga saat ini, pertumbuhan kredit BCA berada di kisaran 10 persen-11 persen, jauh di atas rata-rata industri yang masih di kisaran delapan persen.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengakui menjelang pemilu biasanya kredit sedikit melambat karena pelaku bisnis masih melihat situasi pasar. Pelaku bisnis juga mencermati gagasan para calon presiden dalam menjaga iklim usaha selama kepemimpinan.
"Wait and see sebelum pemilu selalu ada, tapi setelah pemilu biasanya pertumbuhan kredit juga akan meningkat lagi. Kami tetap optimistis mengenai pertumbuhan kredit ke depan," ujar Vera saat konferensi pers Pubex Live 2023, Rabu (29/11/2023).
Lebih lanjut, Vera menuturkan, optimisme tersebut juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indoesia yang tetap kuat. Menurut dia, pertumbuhan kredit biasanya tercermin dari pertumbuhan ekonomi. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran lima persen.
Pada kuartal III 2023, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen secara tahunan. Untuk itu, Vera mengatakan, pihaknya berharap belanja pemerintah akan lebih cepat pada kuartal IV tahun ini sehingga dapat mendorong pertumbuhan kredit.
Terkait kenaikan suku bunga kredit, Vera menjelaskan, pergerakannya sejauh ini masih cukup stabil meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya hingga saat ini berada di level enam persen. Tahun depan, Vera melihat BI berpeluang memangkas suku bunga.
Vera menilai BI memiliki ruang menurunkan suku bunga apabila bank sentral AS Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya pada tahun depan. Vera memperkirakan, the Fed baru akan menurunkan suku bunganya paling cepat pada semester pertama atau pada awal kuartal ketiga 2024.
"Tapi, estimasi ini bisa berubah, kami akan terus mengikuti perkembangan karena saat ini uncertainty itu sangat tinggi jadi tidak mudah memprediksi bunga," kata Vera.