EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2024 diprediksi bisa menembus level 7.700 bila pemilihan umum (pemilu) hanya berlangsung satu putaran. Menurut dia, jika pemilu berlanjut hingga putaran kedua, akan memunculkan kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis.
“Skenario satu putaran itu lebih baik untuk IHSG, lebih mungkin untuk mencapai level tertinggi IHSG ke 7.700,” kata Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati saat Market Outlook: Road to Indonesia Election yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Kekhawatiran itu disebabkan oleh berlanjutnya putaran kedua pemilu membuat ketidakpastian politik berlangsung dalam kurun waktu yang lebih lama. Sementara bila presiden mendatang telah ditetapkan pada putaran pertama, stabilitas politik lebih cepat terjadi sehingga memberikan kepastian pasar.
“IHSG sekarang berada di kisaran 7.200, dengan level tertinggi 7.377. Artinya, IHSG masih berpeluang untuk mencapai rekor baru. Dengan tren yang sekarang, pemilu kemungkinan satu putaran. Kalau dua putaran, itu sebenarnya lebih buruk lagi,” ujar Ike.
Lebih lanjut, Ike menyebut terdapat sejumlah emiten yang diuntungkan dari terselenggaranya pemilu tahun depan, terutama emiten pada sektor barang konsumsi dan ritel.
Pasalnya, kampanye politik umumnya melibatkan pembagian sembako yang pada akhirnya mendorong konsumsi. “Siapapun calon presidennya, sektor ini yang paling diuntungkan,” tutur dia.
Sejumlah emiten yang diuntungkan dari situasi tersebut di antaranya ACES, ERAA, dan ICBP. Selain karena faktor pemilu, ketiga emiten tersebut juga diuntungkan dari momentum Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Di samping itu, ia juga menyebut emiten telekomunikasi akan tetap menarik tahun depan. Hal itu sejalan dengan kebutuhan kampanye yang melibatkan konsumsi data internet yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dalam konteks itu, dia memilih emiten EXCL dan FREN yang memiliki outlook baik.