EKBIS.CO, JAKARTA -- Belakangan jagad maya diramaikan dengan pernyataan kontroversial Senator asal Bali Arya Wedakarna yang menyebut jilbab merupakan gaya busana asal middle east atau Timur Tengah. Tampaknya Arya lupa jika Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud pernah berlibur ke Bali dan menghabiskan biaya miliaran rupiah.
Raja Salman tiba di Bali pada Sabtu 4 Maret 2017, tepatnya pada pukul 17.53 WITA. Tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Raja Salman disambut antusias oleh masyarakat Bali yang ingin melihat Raja Saudi beserta rombongan pangeran. Dalam jadwalnya, Raja Salman berlibur di Bali dari 4 Maret 2017 sampai 9 Maret 2017.
Siapa yang tak senang dengan kedatangan raja tersebut. Bahkan Menteri Pariwisata saat itu, Arief Yahya, menyatakan liburan Raja Salman di Bali akan semakin membuat destinasi Pulau Dewata itu 'naik daun'.
Menurut Arief, kedatangan Raja Salman merupakan promosi yang luar biasa efektif. Terlebih, Raja Salman tidak sendirian berlibur ke Bali. Dia tidak hanya membawa puluhan atau ratusan orang dalam rombongannya, tapi ribuan.
Dalam catatan Republika, Raja Arab Saudi itu membawa rombongan sekitar 1.500 orang, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran. Kunjungan Raja Salman pada 2017 itu merupakan kunjungan bersejarah setelah kunjungan terakhir Raja Arab Saudi pada 1970.
Selama di Bali, Raja Salman awalnya liburan hanya sampai 9 Maret 2017. Namun mungkin saking betahnya di Bali, Raja Salman berada di Bali hingga 12 Maret 2017. Saat itu, berdasarkan surat tembusan dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta melalui Kementerian Luar Negeri RI, Raja Salman menyampaikan keinginannya memperpanjang masa liburan di Bali sampai 12 Maret 2017.
Artinya, Raja Salman berada di Bali untuk berlibur selama delapan hari. Jika dihitung total keberadaannya di Indonesia, maka Raja Salman ada di Indonesia selama 12 hari sejak tiba di Indonesia pada 1 Maret 2017.
Tidak ada yang tahu apa saja agenda wisata Raja Salman di Bali. Sebab ini adalah kegiatan pribadi keluarga Kerajaan Arab Saudi. Saat itu Raja Salman dan rombongan menginap di Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Salah satu hotel tempat Raja Salman menginap adalah Hotel St Regis yang langsung menghadap laut. Kawasan pantai di sekitar hotel bahkan dipagari dengan bambu ditutupi kain putih untuk menjamin kenyamanan liburan pribadi Raja Salman dan rombongan.
Raja Salman menyewa sejumlah fasilitas mewah dari hotel hingga mobil yang biayanya fantastis. Apalagi ada ribuan orang yang ikut dalam rombongan dan perpanjangan masa liburan keluarga Kerajaan Saudi.
Raja Salman habiskan Rp 100 miliar
Saat itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Provinsi Bali I Ketut Ardana memperkirakan Raja Salman menghabiskan dana lebih dari Rp 100 miliar untuk liburannya selama sepekan di Pulau Dewata. Angka ini belum termasuk perpanjangan masa liburannya selama tiga hari dari jadwal yang seharusnya.
"Hotel dan kamar yang digunakan adalah kelas mewah, pasti harganya ribuan dolar AS per malam," ujarnya kepada Republika saat itu.
Raja Salman menginap di hotel termewah di Bali, St Regis Hotel dan Resort Nusa Dua. Semua kamar di hotel itu habis dipesan untuk Raja Salman dan rombongannya.
Tarif kamar paling mahal di Hotel St Regis adalah kamar The Strand Residence dengan harga sewa yang fantastis yaitu Rp 73 juta per malam, dan Grande Astor Presidential Suite dengan harga Rp 36 juta per malam. Sementara, tarif menginap di St Regis untuk kamar tipe suite berkisar Rp 6,5 juta hingga Rp 11 juta per malam. Sewa kamar tipe villa berkisar Rp 13 juta hingga Rp 23 juta per malam.
Hotel St Regis setidaknya menyediakan 123 room, yang terdiri atas 81 suites dan 42 villa, untuk Raja Salman beserta rombongan keluarga Kerajaan Saudi. Dengan perkiraan tersebut, untuk sewa kamar dengan rata-rata tarif sewa tipe suites Rp 9 juta per malam, maka setidaknya biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 729 juta per malam.
Selain itu, kamar tipe vila yang rata-rata harga sewanya Rp 18 juta per malam, maka harga sewa seluruhnya mencapai Rp 756 juta per malam. Dengan perhitungan ini, maka selama semalam Raja Salman mengeluarkan biaya Rp 1,5 miliar.
Tarif tersebut belum termasuk kamar tipe presidential suite dan di atasnya, yang semalam rata-rata sewanya mencapai Rp 100 juta semalam. Selama sembilan hari berlibur di Bali, tarif satu hotel itu setidaknya mencapai lebih dari Rp 10 miliar.
Biaya untuk sewa kamar itu pun semakin mencengangkan karena rombongan Raja Salman menyewa lima hotel mewah selama di Bali. Hotel mewah itu di antaranya, Ritz-Carlton Nusa Dua yang memiliki tarif kamar tipe suite mulai dari Rp 5,2 juta hingga Rp 11 juta per malam. Sedangkan, tipe villa memiliki tarif berkisar Rp 12,4 juta hingga Rp 31 juta per malam.
Selain itu, The Laguna Resort & Spa menyediakan kamar dengan sewa berkisar dua juta rupiah hingga Rp 8,5 juta per malam. Kamar yang disediakan mulai dari tipe deluxe, executive suites, dan pool villa. The Laguna juga memiliki kamar khusus, Grande Lagoon Suite dan Hibiscus Villa.
Angka fantastis biaya akomodasi liburan tersebut pun masih ditambah dengan tarif sewa kendaraan mewah. Raja Salman menyewa transportasi mobil mewah dan bus sebanyak 360 unit. Rinciannya adalah 200 unit Mercy jenis I-Class, 20 unit Mercy C-Class, 100 unit Alphard, 20 unit Land Cruiser, dan 20 bus.
Satu unit kendaraan disewakan dengan tarif Rp 2,5 juta per hari. Total pengeluaran keluarga Kerajaan Arab Saudi untuk transportasi selama sembilan hari di Bali mencapai sedikitnya mencapai Rp 8 miliar.
Biaya itu juga belum menggabungkan pengeluaran lain rombongan Raja Salman selama di Bali. Sejumlah rombongan Kerajaan Arab Saudi tampak mengunjungi beberapa objek wisata, seperti kawasan Pantai Pandawa, hingga wisata belanja di Discovery Mall Kuta, dan Mall Bali Galeria selama di Bali.
Sebelumnya viral pernyataan dari Senator asal Bali Arya Wedakarna yang mengkritik front line di Bandara Ngurah Rai, Bali. Ia tak ingin petugas front line mengenakan jilbab seperti di Timur Tengah.
"Saya nggak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka. Jangan kasih yang penutup, penutup nggak jelas, this is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pake apa kek," ucap Arya Wedakarna.