EKBIS.CO, JAKARTA — Kapitalisasi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI per hari ini (16/1/2024) berhasil tembus Rp 882,83 triliun. Volume yang diperdagangkan pada hari ini mencapai 97,07 juta lembar saham dengan frekuensi 10.778.
Selain itu, nilai transaksinya juga pada hari ini mencapai Rp 565,67 miliar. Tim Mirae Asset Sekuritas pada hari ini (16/1/2024) mengungkapkan sejumlah sektor menjadi pemberat, salah satunya perbankan.
Tim Mirae Asset Sekuritas mengungkapkan, investor asing masih melakukan pembelian bersih Rp 186 miliar pada sejumlah saham, salah satunya terhadap BBRI. Mirae Asset Sekuritas juga mencatat BBRI menjadi salah satu saham yang sering diperdagangkan.
Kapitalisasi saham BBRI tersebut menunjukan peningkatan dibandingkan dengan pekan lalu. Pada penutupan perdagangan Jumat (12/1/2024), BRI mencatatkan penguatan harga sebesar 1,74 persen menyusul catatan gemilang sepanjang 2024 berjalan sahamnya terparkir di zona hijau.
Sampai pada akhirnya, BBRI kembali menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di level Rp 5.850. Dengan peningkatan tersebut, kapitalisasi pasar BRI menjadi Rp 879,04 triliun.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, lonjakan saham bank-bank besar termasuk BBRI dipicu oleh perubahan alokasi investasi yang sering terjadi awal tahun atau January Effect. Selain itu hal ini semakin diperkuat oleh proyeksi kinerja positif untuk tahun fiskal 2023 yang diprediksi akan meningkat.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan keberhasilan yang dicapai BRI mencerminkan kemampuan perseroan dalam merespons berbagai tantangan. Sunarso juga mengatakan bahwa BRI memiliki optimisme yang besar untuk mengarungi iklim bisnis pada 2024 karena BRI memiliki fundamental yang kuat.
Hal tersebut juga ditopang oleh stiumulus fiskal yang diharapkan mampu meningkatkan purchasing power masyarakat, faktor pemilihan umum, serta manajemen risiko perbankan yang semakin baik karena telah berkali-kali menghadapi krisis.
"Di sisi lain BRI juga telah memiliki sumber pertumbuhan baru yakni holding ultra mikro," ujar Sunarso.