EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI sudah mengawali kinerja 2024 dengan catatan cemerlang. Pada 12 Januari 2024, saham BBRI mencatatkan penguatan harga sebesar 1,74 persen.
Sampai pada akhirnya, BBRI kembali menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada level Rp 5.850. Dengan peningkatan tersebut, kapitalisasi pasar BBRI menjadi Rp 879,04 triliun.
Per hari ini (17/1/2024), harga saham BBRI berada pada level Rp 5.800. Dalam lima tahun terakhir, saham BBRI terus berada di zona hijau pada 2019 levelnya di sekitar Rp 2.900.
Lalu saham BBRI sempat berada pada zona merah menjelang pertengahan 2020 pada level sekitar Rp 2.400. Meskipun begitu, saham BBRI terus meranhkak naik pasa level hijau kembali pada pertengahan 2020 hingga 2024.
Level terendah saham BBRI selama lima tahun berada pada Rp 2.391 dan level tertingginya berada pada Rp 5.900. Selama lima tahun, harga saham BBRI terus mencatat cuan dengan peningkatan sebesar 87,2 persen.
BRI pun optimistis kinerja sepanjang 2023 juga cemerlang dengan mencapai target yang telah ditetapkan. Dalam Public Expose Live 2023 menjelang akhir tahun lalu, Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, tansformasi yang telah dijalankan BRI sejak 2016 terbukti menghasilkan kinerja impresif baik dari sisi profitabilitas maupun balance sheet.
Hal tersebut membuat perseroan semakin optimis menyongsong akhir 2023 dengan capaian kinerja cemerlang. Optimisme BRI tersebut tak terlepas dari keberhasilan BRI Group mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2023, di mana aset BRI secara konsolidasian berhasil tumbuh 9,93 persen secara tahunan menjadi Rp 1.851,97 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam sembilan bulan yang mencapai sebesar Rp 44,21 triliun atau tumbuh 12,47 persen secara tahunan. Sunarso menyebut, penyaluran kredit UMKM BRI juga tercatat tumbuh 11,01 persen dari semula Rp 935,86 triliun pada akhir kuartal III 2022 menjadi Rp 1.038,90 triliun di akhir kuartal III 2023.
"Dengan demikian, porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06 persen dibandingkan dengan total kredit BRI,” ucap Sunarso.
Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut digambarkan dari kualitas kredit atau non-performing loan (NPL) BRI yang tercatat sebesar 3,07 persen atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.
Di samping itu, sebagai bagian dari soft landing strategy, BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai. Hal itu dengan NPL coverage sebesar 228,65 persen.