Rabu 24 Jan 2024 10:42 WIB

Subsidi Pupuk Dikurangi, Kementan Dorong Kios Pengecer Permudah Penyalurannya ke Petani

Anggaran Pupuk subsidi naik dari Rp 26,6 triliun menjadi Rp 40,6 triliun.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Petugas menjelaskan manfaat pupuk cair kepada petani pada bazar pupuk untuk petani di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). PT Pupuk Indonesia menggelar bazar pupuk bagi petani sebagai upaya untuk mendukung program percepatan musim tanam dan memastikan penyaluran pupuk bersubsidi berjalan lancar serta menyediakan kemudahan akses pupuk bersubsidi dan non subsidi bagi petani.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Petugas menjelaskan manfaat pupuk cair kepada petani pada bazar pupuk untuk petani di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). PT Pupuk Indonesia menggelar bazar pupuk bagi petani sebagai upaya untuk mendukung program percepatan musim tanam dan memastikan penyaluran pupuk bersubsidi berjalan lancar serta menyediakan kemudahan akses pupuk bersubsidi dan non subsidi bagi petani.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kios pengecer untuk mempermudah penyaluran pupuk subsidi kepada para petani. Hal ini sebagai upaya mempercepat penyaluran pupuk subsidi ke petani.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun mewanti-wanti distributor maupun kios pengecer untuk tidak main-main dengan Pupuk bersubsidi kepada petani.

Baca Juga

"Jangan ada yang mempermainkan petani terutama pupuk. Para pengecer, distributor kami berjanji kalau sudah diperiksa kepolisian dan dikoordinasi oleh bupati saya berjanji akan mencabut izin usahanya dan kami tidak mentolerir," ujar Andi Amran dikutip dari siaran persnya, Rabu (24/1/2024).

Amran juga memastikan ketersediaan pupuk subsidi, sehingga petani tidak perlu khawatir akan ketersediaan pupuk bersubsidi. Ia menyebut, PT Pupuk Indonesia, sebagai produsen pupuk bersubsidi, saat ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 13,5 juta ton.

 

"Pabrik-pabrik yang dimiliki sudah mampu memenuhi kebutuhan baik pupuk bersubsidi maupun pupuk non-subsidi," katanya.

Di sisi penyaluran, Kementan juga semakin menyederhanakan proses penyaluran pupuk dengan menggunakan KTP. Oleh karena itu, kios pengecer diharapkan untuk tidak menghambat petani yang hendak menebus pupuk.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil menjelaskan, mekanisme penyaluran pupuk menggunakan aplikasi iPubers melibatkan petani dengan hanya menunjukkan KTP. Tujuannya untuk memindai NIK mereka agar dapat mengakses data alokasi petani.

Dalam proses ini, kios akan menginput jumlah transaksi sesuai kebutuhan, dan petani dapat menandatangani bukti transaksi secara elektronik melalui aplikasi tersebut.

"KTP ini akan di foto berikut orang yang mengambilnya menggunakan aplikasi iPUbers. Bukti transaksi semua tersimpan secara digital," ungkap Ali.

Namun, Ali menekankan petani penerima pupuk bersubsidi harus menjadi bagian dari kelompok tani yang terdaftar dalam SIMLUHTAN. Selain itu, petani penerima pupuk bersubsidi juga telah terdaftar dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani).

"Petani hanya cukup menyiapkan KTP saja selain kartu tani. Mereka bisa mengambil di kios-kios sepanjang namanya sudah terdaftar pada sistem e-RDKK," ungkapnya.

Sementara itu, Ali Jamil memastikan penyaluran pupuk bersubsidi berbasis KTP dilakukan dengan tepat sasaran. Kementan telah mengimplementasikan sistem dan mekanisme terintegrasi mulai dari penyaluran, pelaporan, hingga pembayaran pupuk bersubsidi.

Seperti diketahui, subsidi pupuk tidak hanya menjamin akses terjangkau bagi petani, tetapi juga berperan dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional.

Pemerintah terus mengalokasikan dana subsidi pupuk setiap tahun, dengan proses penambahan alokasi yang sedang berlangsung. Rencananya, dana tersebut akan ditingkatkan sebesar Rp 14 triliun sehingga meningkatkan anggaran Pupuk subsidi dari Rp 26,6 triliun menjadi Rp 40,6 triliun.

Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi, meningkatkan distribusi dari 30 perse menjadi 60 persen, atau dari 4,7 juta ton menjadi 7,2 juta ton.

Sehingga pupuk urea akan meningkat dari 2,7 juta ton menjadi 4,1 juta ton, sedangkan pupuk NPK dari 2,0 juta ton menjadi 3,1 juta ton. Seluruh perubahan ini akan mendukung 14.286.331 NIK petani yang telah terdaftar di sistem sebagai pengusul subsidi pupuk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement