EKBIS.CO, JAKARTA — Prospek saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI ke depan diramal akan terus dalam kondisi yang positif. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan harga saham BBRI ke depan diproyeksikan akan terus naik.
“Kalau dengan technical sahamnya tadi target price-nya di Rp 6.675,” kata Nafan kepada Republika, Kamis (25/1/2024).
Tak hanya itu, Nafan juga memproyeksikan kapitalisasi market BBRI juga diproyeksikan tahun ini masih akan terus meningkat. Hal tersebut seiring dengan naiknya likuiditas peningkatan saham BBRI.
“Secara major-nya juga memang BBRI masuk ke dalam tren naik, which is nice bagi para pelaku investor maupun investasi jangka panjang,” ucap Nafan.
Per hari ini (25/1/2024) harga saham BBRI menyentuh level Rp 5.625. Sementara market cap BRI yang awal tahun ini kembali mencapai rekor all time high sudah mencapai Rp 852,52 triliun.
Dalam tiga bulan terakhir, harga saham BBRI juga meningkat hingga 12,5 persen. Harga saham terendah BBRI dalam tiga bulan terakhir berada pada level Rp 4.830 dan tertingginya Rp 5.900.
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pasar saham akan menguat pada semester II 2024. Sejumlah saham bisa menjadi pilihan bagi para investor pada tahun ini, salah satunya yang moncer juga BBRI.
“Dengan optimisme pasar saham tersebut, lanjutnya, saham-saham yang dapat menjadi pilihan adalah BBCA, BBRI, ACES, MAPI, TLKM, ISAT, dan ASII,” kata Head of Research Mirae Asset Robertus Hardy di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Robertus menuturkan, BBRI masuk dalam daftar lima saham blue chips terbesar di Indonesia. Robertus mengungkapkan, peningkatan minat investasi publik pada pasar saham tahun ini didukung optimisme prediksi pasar saham yang akan menguat pada semester II 2024, khususnya dengan dukungan dari saham-saham unggulan atau blue chips.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, lonjakan saham bank-bank besar termasuk BBRI dipicu oleh perubahan alokasi investasi yang sering terjadi awal tahun atau January Effect. Selain itu hal ini semakin diperkuat oleh proyeksi kinerja positif untuk tahun fiskal 2023 yang diprediksi akan meningkat.
Oktavianus yakin saham-saham besar berpotensi akan terus melesat seiring kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral. Hal tersebut juga seiring dengan potensi penurunan imbal hasil obligasi yang mendorong arus masuk ke IHSG di Indonesia.