Koji Sato, CEO Toyota, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa perusahaan menggunakan 36 ribu model mesin yang terkena dampak di seluruh dunia setiap bulannya, atau setara dengan 432 ribu unit per tahun.
Seorang juru bicara Toyota tidak dapat segera mengatakan berapa banyak kendaraan yang telah dijual oleh produsen mobil tersebut selama bertahun-tahun yang terkena dampaknya.
Di Jepang, penghentian pengiriman berdampak pada produksi di enam lini di empat pabrik. Perusahaan mengatakan telah memastikan kembali bahwa mesin dan kendaraan yang terkena dampak memenuhi standar keluaran kinerja mesin.
Ia menambahkan penyelidikan telah menemukan bahwa unit kontrol elektronik yang digunakan selama pengujian keluaran tenaga kuda berbeda dengan yang digunakan selama produksi mesin.
Kementerian Transportasi Jepang mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan di lokasi pabrik Toyota Industries di Hekinan di prefektur Aichi tengah, tempat perusahaan tersebut memproduksi mesin otomotif dan industri.
Investigasi Toyota awalnya terfokus pada peraturan sertifikasi yang berkaitan dengan kinerja emisi mesin forklift dan mesin konstruksi, di mana komite investigasi khusus juga mengkonfirmasi adanya kesalahan.
Toyota Motor memegang hampir 25 persen saham di Toyota Industries, yang merupakan perusahaan grup utama Toyota. Pemasok tersebut pada gilirannya memiliki sekitar 8 persen saham Toyota sendiri.
Saham Toyota Industries merosot ke lini negatif tak lama setelah berita tersebut dan berakhir turun 4 persen. Saham Toyota Motor ditutup 3,1 persen lebih tinggi.