EKBIS.CO, JAKARTA -- Program Kartu Prakerja telah membantu lima juta orang membuka rekening bank dan dompet digital (e-wallet) pertama mereka. Selain itu, sebanyak 11,1 juta orang telah ter-KYC sejak pertama kali mereka menjadi Penerima Prakerja.
“Angka ini menunjukkan bahwa Prakerja telah menjadi contoh nyata dampak positif program pemerintah terhadap perekonomian digital,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin di Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Dalam penandatanganan kerja sama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Prakerja tersebut, Rudy mengatakan, Prakerja melihat pentingnya memanfaatkan potensi digital yang dimiliki Indonesia. Khususnya di sektor layanan keuangan yang telah mencapai tingkat kematangan digital yang tinggi.
Oleh karena itu, inklusi keuangan menjadi sangat penting. Kolaborasi lintas sektor tersebut menjadi langkah nyata dalam mengukuhkan komitmen Prakerja untuk ikut serta mendukung pertumbuhan inklusi finansial.
“Kami menyambut baik kerjasama yang dibangun antara OJK dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja dalam mendorong inklusi keuangan dan literasi keuangan ini. Apalagi Prakerja adalah program peningkatan keterampilan berskala besar,” sambut Rudy.
Survei Evaluasi Prakerja 2020-2023 menunjukkan hasil yang signifikan dalam penggunaan e-wallet yang mana dari 5 juta penerima yang terinklusi, sebanyak 4,6 juta penerima pertama kali memiliki e-wallet dan 500 ribu penerima lainnya memiliki rekening bank untuk pertama kalinya.
Selain itu, riset yang dilakukan oleh Bank Dunia dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada 2022 menunjukkan bahwa hampir 90 persen penerima manfaat menganggap bahwa Kartu Prakerja telah menyediakan cukup pilihan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).
Ditambah sebesar 96,4 persen penerima merasa puas terhadap mekanisme pembayaran insentif yang cepat. Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, pencapaian itu penting terutama dalam mendorong inklusi keuangan dari peserta di pulau-pulau terluar Indonesia.
"Prakerja berhasil mendorong inklusi keuangan, sudah ada 11.169.587 yang ter-KYC. Keberhasilan ini karena Prakerja memaksa ekosistem kami digital. Ditambah lagi dengan contact center yang andal, sehingga mereka yang belum paham bisa menjelaskan kepada peserta,” ujarnya.
Pencapaian tersebut selaras dengan target angka literasi dan inklusi keuangan yang ditetapkan OJK sebesar 65 persen dan 93 persen pada 2027. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi mengatakan, penandatanganan kerja sama kedua belah pihak menandai kemitraan strategis untuk meningkatkan inklusi keuangan.
Melalui kerjasama antara Prakerja dan OJK, peserta Prakerja dapat mengakses berbagai modul literasi keuangan OJK. Adapun beberapa modul yang tersedia diantaranya adalah Modul Perencanaan Keuangan, Modul Pasar Modal, Modul Perusahaan Pembiayaan, Modul Digital Financial Literacy, dan modul lainnya.
Kerjasama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan literasi keuangan, tetapi juga membuka jalan bagi inklusi keuangan yang lebih luas, memberikan akses kepada masyarakat untuk memahami dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.