EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut Indonesia tak perlu takut dengan resesi yang sedang menghantui kondisi perekenomian global. Ia mengatakan, data pertumbuhan ekonomi Tanah Air dia angka 5,05 persen sudah lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 5,03 persen.
"Tahun depan sendiri kita harap pertumbuhan kalau bisa lebih baik lagi. Kalau hari ini 5,05 persen, semoga di tahun depan bisa 5,5 persen. Ketokanyak negara resesi tapi itu sebenarnya menjadi kesempatan Indonesia untuk tumbuh," ujar Erick dalam Groundbreaking Pembangunan Gedung BNI di PIK 2, Banten, Selasa (20/2/2024).
Salah satu strategi yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah adanya konsolidasi yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat dan daerah. Seperti kemudahan pemberian izin berinvestasi, perizinan lahan dll.
"Itulah bagaimana kita menndorong swasta untuk tumbuh, BUMN juga tumbuh dan kalau bisa disinergikan ya ini tentu jadi kebijakan lebih baik. Jadi ketika Ingris resesi, Jepang resesi bukan berarti kita (Indonesia) resesi. Justru itu oportunity, di saat negara lain melambat, kita mempercepat pertumbuhannya. Tinggal kita bisa tidak memperbaiki diri sendiri dengan lebih friendly dengan market dan investment," terangnya.
Sebelumnya, Erick memamerkan kinerja moncer perusahaan pelat merah sepanjang 2023. Ia mengatakan aset BUMN melonjak drastis dalam waktu 3,5 tahun dari Rp6 ribu triliun menjadi Rp10 ribu triliun.
"Ini luar biasa. Kalau profit kita dulu hanya Rp 13 triliun, sekarang Rp 250 triliun," ujar dia.
Erick juga menyebut BUMN berkontribusi banyak terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui penyaluran dividen ke negara. Sepanjang 2023, BUMN telah menyetorkan dividen sebanyak Rp81 triliun.
Menurutnya angka tersebut tertinggi sepanjang sejarah. Ia pun menargetkan di tahun 2024 BUMN akan menyetor dividen lebih banyak lagi, yakni sebesar Rp 85 triliun.