EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengincar pertumbuhan kredit 9 persen -11 persen pada 2024. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan pihaknya masih percaya diri selama perekonomian masih cukup baik dibarengi dengan kondisi politik yang stabil.
"Secara total kami memperkirakan kredit tumbuh double digit. OJK kan menyebut kisaran 9-11 persen, mungkin kurang lebih segitu ya. Kalau perekonomian baik dan kondisi politik juga stabil, kami yakin tumbuh double digit di 10 persen," ujar Groundbreaking atau peresmian dimulainya pembangunan Gedung BNI di Kawasan PIK 2, Selasa (20/2/2024) sore.
Untuk mendukung ekspansi kredit, perseroan akan mendorong pertumbuhan DPK giro dan tabungan, melalui optimalisasi transaksi based dana murah alias current account saving account (CASA) sebagai motor utama likuiditas lewat kanal dan layanan digital dengan porsian yang terjaga di atas 70 persen. Dari sisi makro, kinerja kredit didorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan berada di level solid yakni 5 persen.
Hal ini didukung konsumsi swasta yang mencapai 53 persen dari total PDB nasional. Selanjutnya konsumsi semakin diperkirakan akan makin menguat lantaran efek belanja pemilu, peningkatan gaji PNS dan realisasi belanja fiskal yang lebih agresif. Pada 2024 selain membidik segmen korporasi dan konsumer, BNI juga melihat tingginya potensi pada segmen UMKM.
Sepanjang 2023, penyaluran kredit BNI tumbuh sebesar 7,6 persen yoy, mencapai Rp 695 triliun. Itu didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak.
Seiring dengan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah (non performing loan) gross berada di level 2,14 persen dari sebelumnya 2,81 persen dan NPL net ada di level 0,61 persen sepanjang 2023, lebih tinggi dibanding capaian 2022 yaitu 0,49 persen. Net interest margin (NIM) BNI tercatat mencapai 4,58 persen sepanjang 2023.