EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan peningkatan produksi pertanian melalui penambahan subsidi pupuk Rp 14 triliun, sebagai langkah strategis dalam mengoptimalkan sektor pertanian Indonesia demi ketahanan pangan nasional.
“Sebelumnya kami sampaikan kepada Bapak Presiden (Joko Widodo) kondisi El Nino saat ini itu sangat memprihatinkan dampaknya di mana masa tanam mundur dua bulan bahkan diperkirakan tiga bulan dan seterusnya. Ini akan berdampak pada produksi di tahun 2024. Kalau pupuknya tetap saja 4,73 juta ton, ini bisa memperparah produksi (pertanian) kita di tahun 2024,” kata Amran di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Dia menyebut alokasi penyaluran pupuk bersubsidi di tahun 2014-2018 sebanyak dulu 9,5 juta ton, lalu di tahun 2019-2021 alokasi pupuk bersubsidi turun menjadi 8 juta ton lebih. Kemudian pada tahun 2022 menjadi 7,78 juta ton.
Alokasi pupuk bersubsidi kembali menurun di tahun 2023 menjadi 6,13 juta ton. Sedangkan di tahun 2024 hanya 4,73 juta ton. Kondisi tersebut lalu dilaporkan Menteri Pertanian kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sehingga kami menyampaikan di Rakornas dan menyampaikan langsung kepada Bapak Presiden,” ujar Amran.
Amran menuturkan setelah pihaknya melaporkan hal tersebut, Presiden Joko Widodo lalu menyetujui penambahan subsidi pupuk Rp 14 triliun atau sebanyak 2,5 juta ton. Menurut Amran dengan penambahan pupuk bersubsidi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian Indonesia. Apalagi saat ini adanya fenomena El Nino, yang bukan hanya di alami Indonesia tetapi sebagian negara lain seperti Thailand.
“Setelah kami menyampaikan dan kita cek bersama-sama di lapangan kondisinya seperti demikian bahwa volume pupuk kurang. Bulan lalu Bapak Presiden memberi arahan bahwasanya pupuk kita tambah Rp 14 triliun. Ini keputusan beliau tanggal 2 Januari 2024,” jelas Amran.
Amran menilai bahwa ketersediaan pupuk subsidi sebagai salah satu faktor kunci dalam memitigasi dampak dari fluktuasi cuaca yang tidak menentu, seperti yang ditimbulkan oleh fenomena El Nino. Dengan memastikan akses yang memadai terhadap pupuk, para petani dapat lebih siap menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Ini kami sampaikan kepada gubernur dan bupati seluruh Indonesia bahwa nanti ada surat tambahan pupuk kurang lebih 2,5 juta ton senilai Rp 14 triliun,” ucap Amran.
Amran menegaskan bahwa pemberian perhatian kepada petani sangat penting karena sebagai faktor yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup bangsa dan negara.
Menurut Amran, suatu negara akan dapat melewati krisis kesehatan, namun tidak dengan krisis pangan karena hal tersebut dapat memicu konflik sosial dan mengganggu stabilitas negara. “Karena petani adalah tulang punggung pangan, pangan merupakan faktor yang sangat vital. Kalau krisis kesehatan masih bisa kita lewati, tapi kalau krisis pangan itu bisa melompat menjadi krisis politik, bisa menjadi konflik sosial di antara kita,” kata Amran.
Amran juga menyampaikan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan dalam mengatasi tantangan pertanian yang ada. Dalam hal ini, dukungan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pangan termasuk sektor swasta, hingga peneliti maupun pengamat.