Pada tahun 2023, nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Libya mencapai Rp3 triliun, dengan perincian ekspor Indonesia ke Libya mencapai 174 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,25 triliun dan impor Indonesia dari Tunisia mencapai Rp 750 miliar. Pada tahun ini, ekspor Indonesia ke Libya ditarget naik menjadi Rp 3 triliun.
Adapun komoditas ekspor yang dibutuhkan di Libya di antaranya adalah makanan dan minuman kaleng seperti tuna kaleng, kopi olahan, suku cadang mobil, kertas, alat kantor dan alat rumah tangga, furnitur dan barang elektronik.
Dede mangakui memang saat ini ada kendala di Laut Merah, sehingga pengiriman menjadi sangat mahal dan penerimaan barang dari Indonesia ke Libya menjadi mahal. Sebelum kasus Laut Merah, biaya pengiriman hanya mencapai 2.500 dolar AS per 20 feet, sekarang sudah mencapai 6.000 dolar AS per 20 feet sehingga ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
"Tetapi kami berharap, Ini cepat selesai sehingga target ekspor ke Libya bisa tercapai," ucapnya.