Senin 04 Mar 2024 19:19 WIB

Kemendag Pastikan Harga Beras Medium Turun Usai Distribusi Cadangan Pemerintah

Kemendag menyebut penurunan harga belum menyentuh pasar tradisional.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga membawa beras yang dibeli saat penyelenggaraan program Bulog Siaga di Jalan Jambu, Mulyaharja, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (4/3/2024). Pemerintah terus mengupayakan membantu masyarakat mendapatkan barang kebutuhan pokok terutama beras yang mengalami kenaikan harga melalui program Bulog Siaga dan penyaluran Bantuan Sosial Cadangan Beras Pemerintah (Bansos CBP) untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga masyarakat. Bulog Siaga menyediakan kebutuhan pokok berupa beras SPHP dua ton, beras premium 500 kilogram, gula pasir 100 kilogram, minyak goreng 120 liter dan tepung beras 24 kilogram yang dijual untuk masyarakat dengan harga yang lebih murah di pasaran. Sedangkan, Bansos CBP berupa beras yang dibagikan secara gratis diperuntukan bagi masyarakat di 12 RW Kelurahan Mulyaharja yang membutuhkan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga membawa beras yang dibeli saat penyelenggaraan program Bulog Siaga di Jalan Jambu, Mulyaharja, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (4/3/2024). Pemerintah terus mengupayakan membantu masyarakat mendapatkan barang kebutuhan pokok terutama beras yang mengalami kenaikan harga melalui program Bulog Siaga dan penyaluran Bantuan Sosial Cadangan Beras Pemerintah (Bansos CBP) untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga masyarakat. Bulog Siaga menyediakan kebutuhan pokok berupa beras SPHP dua ton, beras premium 500 kilogram, gula pasir 100 kilogram, minyak goreng 120 liter dan tepung beras 24 kilogram yang dijual untuk masyarakat dengan harga yang lebih murah di pasaran. Sedangkan, Bansos CBP berupa beras yang dibagikan secara gratis diperuntukan bagi masyarakat di 12 RW Kelurahan Mulyaharja yang membutuhkan.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa harga beras medium di pasar induk mulai mengalami penurunan setelah cadangan beras pemerintah digelontorkan.

“Semenjak cadangan beras pemerintah digelontorkan, memang sudah mengalami penurunan,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim dalam acara bertajuk, “Persiapan Ramadhan, Kondisi Harga Bahan Pokok” di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Akan tetapi, kata dia, penurunan harga tersebut belum mencapai pasar-pasar tradisional karena memerlukan waktu. Sampai dengan Ahad (3/3) kemarin, kata Karim, memang belum terdapat penurunan harga di tingkat penjual eceran.

“Hanya saja, kenaikannya dibandingkan dengan kenaikan yang sebelumnya itu sudah mulai turun,” kata Karim.

Berbeda dengan beras medium, Karim mengatakan bahwa beras premium belum mengalami penurunan harga karena terdapat keterlambatan pasokan. Karim menjelaskan bahwa beras premium rata-rata berasal dari beras lokal. Sehingga, kata dia, pasokannya dipengaruhi oleh pergeseran musim panen.

“Memang beras premium ini pasokannya yang terlambat,” ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa sebanyak 352 ribu ton beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) telah disalurkan sepanjang Januari hingga akhir Februari 2024.

Beras program SPHP merupakan beras yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan ke masyarakat lewat skema subsidi dengan harga penjualan sesuai HET yang ditetapkan yakni Rp 10.900 per kilogram.

Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa harga beras di Pasar Induk Cipinang turun sebesar Rp 2.000 per kilogram (kg) dalam dua pekan terakhir.

Ketua Perpadi DKI Jakarta Nellys Soekidi menuturkan saat ini harga beras medium di Pasar Induk Rp 12.300 per kg. Sedangkan beras premium dibanderol Rp 14 ribu per kg.

Di sisi lain, berdasarkan Panel Harga Badan Pangan per 4 Maret 2024, harga beras medium di pedagang eceran, secara rata-rata nasional, masih berkisar Rp 14.360 per kg, naik Rp 60 apabila dibandingkan dengan harga beras medium pada pekan lalu, yakni Rp 14.300 pada 26 Februari 2024.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement