Rabu 06 Mar 2024 19:02 WIB

Realisasi Investasi Surabaya pada 2023 Tembus Rp 37,57 Triliun

Tingginya investasi yang masuk ke Surabaya turut mengerek ekonomi kerakyatan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.  Eri Cahyadi mengungkapkan, berdasarkan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) realisasi investasi di Kota Surabaya sepanjang 2023 mencapai Rp 37,57 triliun.
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Eri Cahyadi mengungkapkan, berdasarkan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) realisasi investasi di Kota Surabaya sepanjang 2023 mencapai Rp 37,57 triliun.

EKBIS.CO,  SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, berdasarkan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) realisasi investasi di Kota Surabaya sepanjang 2023 mencapai Rp 37,57 triliun. Nilai realisasi investasi tersebut menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir ini.

Eri menjelaskan, investasi di Surabaya sepanjang 2023 masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) non-UMK yang mencapai Rp 20,28 triliun. Kemudian diikuti PMDN UMK sebesar Rp 14,32 triliun, dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 2,97 triliun.

"Angka tersebut sudah melampaui target yang kami tetapkan," kata Eri, Rabu (6/3/2024). 

Eri menyebut, tingginya investasi yang masuk ke Surabaya turut mengerek ekonomi kerakyatan. Eri mencontohkan investasi di bidang perhotelan, dimana kebutuhan sandal dan handuknya dapat dipenuhi oleh UMKM di Kota Pahlawan.

Apalagi, kata Eri, saat ini salah satu syarat untuk investasi di Surabaya adalah harus mempekerjakan warga setempat Artinya, setiap investasi baru yang masuk, dapat menumbuhkan lapangan kerja bagi warga Surabaya.

"Jadi investasi silahkan masuk sebesar-besarnya ke Surabaya, tetapi harus bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan warga Surabaya," ujarnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya Afghani Wardhana menjelaskan sejumlah sektor yang menjadi penyumbang tertinggi investasi Surabaya. Pada investasi PMDN non-UMK terbesar masih disumbang oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran yang nilainya mencapai Rp 5,3 triliun atau 26,14 persen.

Kemudian disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang nilainya mencapai Rp 2,97 triliun atau 14,64 persen. Di posisi selanjutnya adalah sektor hotel dan restoran yang nilainya mencapai Rp 2,12 triliun atau 10,42 persen.

"Dari nilai tersebut, jumlah proyek perumahan, industri dan perkantoran mencapai 312 proyek. Sedangkan sektor transportasi, gudang, maupun telekomunikasi mencapai 524 proyek, lalu hotel dan restoran mencapai 699 proyek," kata Afghani.

Untuk PMDN UMK sepanjang 2023 disokong sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai Rp 5,3 triliun. Kemudian disusul jasa lainnya sebesar Rp 3,98 triliun, dan kontruksi sebesar Rp 1,94 triliun. "Investasi di sektor ini di antaranya adalah usaha rumah makan, usaha penyelenggaraan ekspedisi pos, rumah sakit swasta, serta beberapa usaha lainnya," ucapnya. 

Adapun, bidang usaha terbesar dari PMA adalah transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang nilainya mencapai Rp 1,31 triliun. Kemudian perdagangan dan reparasi sebesar Rp 658 miliar, serta hotel dan restoran sebesar Rp 335 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement