EKBIS.CO, JAKARTA -- Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI) harga properti residensial (rumah tinggal) di pasar primer, naik pada kuartal IV 2023. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV 2023 naik sebesar 1,74 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kuartal III 2023 yang sebesar 1,96 persen (yoy).
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengambil peran penting dalam menjaga menjaga tren pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Direktur Konsumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengungkapkan, lebih dari 90 persen portofolio KPR BTN masih didominasi oleh rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar, termasuk di dalamnya yakni segmen rumah murah.
Selain fokus menyalurkan KPR Subsidi, Bank BTN juga intens menyasar KPR Non-Subsidi yang membidik segmen "emerging affluent" alias masyarakat kelas menengah yang tengah dalam proses naik menjadi masyarakat kelas atas. Strategi tersebut dieksekusi dengan membuka tiga sales center di BSD, Kelapa Gading, dan Surabaya.
Hirwandi juga menuturkan saat ini sebanyak hampir 90 persen dari total nasabah KPR BTN merupakan pembeli rumah pertama dengan pembelian langsung melalui lebih dari 7.000 mitra developer BTN. Sehingga, dengan stimulus Pemerintah tersebut, semakin banyak masyarakat Indonesia dapat memiliki hunian sendiri sehingga menekan angka backlog.
"Insentif ini selain untuk sektor perumahan, juga akan berdampak ekonomi nasional karena perumahan memberikan multiplier effect bagi 185 subsektor yang terkait dengan industri ini," ujar Hirwandi beberapa waktu lalu.
Sementara Direktur Eksekutif departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, peningkatan IHPR disebabkan oleh kenaikan harga properti tipe kecil yang meningkat sebesar 2,15 persen (yoy), melanjutkan kenaikan pada kuartal III 2023 yang sebesar 2,11 persen (yoy). Peningkatan lebih lanjut tertahan oleh perlambatan kenaikan harga rumah tipe menengah dari 2,44 persen (yoy) pada kuartal III 2023 menjadi 1,87 persen (yoy), serta harga rumah tipe besar yang tumbuh 1,58 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan kenaikan kuartal ssebelumnya 1,70 persen (yoy).
Secara spasial, dari 18 kota yang diamati, sepuluh kota mengalami peningkatan IHPR sementara delapan lainnya mengalami perlambatan. Kenaikan harga rumah pada kuartal IV 2023, terutama terjadi di Kota Pontianak 3,57 persen (yoy), Banjarmasin 0,70 persen (yoy), dan Manado 0,32 persen (yoy). Sementara perlambatan terutama terjadi di Kota Balikpapan 0,78 persen (yoy), Yogyakarta 0,77 persen (yoy), dan Bandung 0,73 persen (yoy).
Di sisi lain, Erwin menjelaskan, perkembangan harga properti residensial pada kuartal IV 2023 sejalan dengan tekanan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok bahan bangunan yang terindikasi melemah. Hal tersebut tercermin dari inflasi tahunan untuk IHK Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan pada Desember 2023 sebesar 0,73 persen (yoy), lebih rendah dari 1,56 persen (yoy) pada kuartal III 2023.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang dengan pangsa 72,82 persen.
“Sementara dari sisi konsumen, skema pembiayaan utama dalam pembelian rumah primer adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 75,89 persen dari total pembiayaan diikuti oleh pembayaran tunai bertahap 17,24 persen dan tunai 6,73 persen,” katanya.