EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan kolaborasi perikanan antara Indonesia dan Vietnam berpotensi menjadikan dua negara sebagai juara perikanan di kawasan bahkan di tingkat global.
Hal ini disampaikan Trenggono dalam acara Meet Indonesia di Nha Trang, Vietnam, Kamis (21/3/2024). Acara tersebut dihadiri perwakilan Pemerintah Indonesia dan Vietnam serta para pelaku usaha dua negara. Kegiatan di dalamnya berupa konferensi, pameran, business matching, pertemuan kenegaraan, hingga site visit.
"Jika Indonesia dan Vietnam bersatu maka kedua negara ini akan menjadi kekuatan di kawasan," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Trenggono memaparkan, Indonesia memiliki sumber-sumber bahan baku kelautan dan perikanan yang sangat kuat dan unggul. Sedangkan, Vietnam memiliki keahlian-keahlian di bidang pembesaran dan pengolahan sektor perikanan.
Untuk itu, sambungnya, kerja sama perikanan antara Pemerintah Indonesia dan Vietnam yang telah disepakati beberapa waktu lalu, harus segera direalisasikan lewat investasi perikanan yang nyata di dua negara.
Menurut Trenggono, kerja sama perikanan tersebut tidak sebatas untuk mendorong terjaganya keberlanjutan ekologi dan pertumbuhan ekonomi dua negara tapi, juga akan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan komoditas perikanan global. Berdasarkan data, kebutuhan protein akan terus meningkat seiring perkiraan bertambahnya populasi manusia sebesar 30 persen pada 2045 atau menyentuh angka 9,7 miliar jiwa.
"Berinvestasi di Indonesia dan di Vietnam tidak lagi dibatasi oleh wilayah. Sebagai bagian kerja sama investasi antara Indonesia dan Vietnam untuk menjadi bagian dari pemasok global di sektor kelautan dan perikanan," ucap Trenggono.
Trenggono mengatakan investasi perikanan di Indonesia juga menunjukkan tren positif. Data kuartal III 2023 mencapai Rp 9,56 triliun, terdiri atas PMDN Rp 5,32 triliun, PMA Rp 1,4 triliun, dan Kredit Investasi Rp 2,84 triliun. Berdasarkan bidang usaha, lanjut dia, pengolahan ikan menempati urutan pertama investasi sebesar Rp 3,65 triliun, selanjutnya budidaya perikanan sebesar Rp 2,6 triliun, pemasaran Rp 1,95 triliun, penangkapan ikan Rp 1,18 triliun dan jasa perikanan Rp 186,51 miliar.