EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur PT Indra Karya (Persero) Eko Budiono mengatakan pemerintah memiliki prioritas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) pada 2025-2045 yang bertujuan meningkatkan kapasitas penyimpanan air, konservasi sumber daya air, sistem manajemen air cerdas, dan green-grey infrastructure untuk manajemen bencana air. Sebagai BUMN konsultan karya di bidang sumber daya air, lanjut Eko, Indra Karya konsisten memberikan kontribusi yang signifikan dalam penyediaan solusi yang inovatif dan berkelanjutan terkait manajemen air, pengelolaan sungai, pembangunan bendungan, dan proyek-proyek infrastruktur air lainnya di seluruh Indonesia.
"Sejak 1961, kami bergerak sebagai perusahaan konsultan konstruksi yang berfokus pada sumber daya air, energi dan minerba (IEM) serta transportasi, menyambut gembira Program RPJN yang dicanangkan pemerintah," ujar Direktur Indra Karya Eko Budiono di Jakarta, Rabu (27/3/2024).
Untuk menghadapi tantangan-tantangan proyek di masa depan ini, ucap Eko, Indra Karya memiliki tenaga ahli profesional dan bersertifikat kompetensi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah total lebih dari 900 orang di berbagai divisi bisnis. Eko mengatakan perusahaan juga mempersiapkan sistem layanan internal dan eksternal yang terintegrasi dengan metode sistem berbasis Enterprise Resource Planning (ERP) dengan nama IKSmart dalam menjawab tantangan di era transformasi digital.
VP Operation and Business Development Indra Karya Gagah Guntur Aribowo memaparkan kinerja Indra Karya yang mampu mencapai pertumbuhan aset sebesar Rp 356,32 miliar atau 10,20 persen dalam lima tahun terakhir. Gagah menyampaikan Indra Karya telah menjalankan 10 program penyediaan air bersih di daerah rawan kekeringan yaitu di Lampung, Madura, NTB dan NTT.
"Dengan kolaborasi menerapkan konsep Smart Water System, Indra Karya memanfaatkan sumber air terdekat pada lokasi sebagai sumber air baku, sebagai contoh pada daerah pesisir menggunakan sistem pengelolaan air payau/SWRO atau Sea Water Reverse Osmosis," ucap Gagah.
Sedangkan untuk daerah dengan sumber air permukaan kualitas yang kurang baik, lanjut Gagah, Indra Karya menggunakan sistem pengelolaan berbasis BWRO atau Brackish Water Reverse Osmosis. Gagah menjelaskan Konsep Smart Water System tidak hanya menyediakan air bersih, melainkan juga mengembangkan penyediaan air tersebut hingga kualitas siap minum untuk beberapa kasus.
Selain berkolaborasi dengan BUMN untuk penyediaan air di daerah rawan kekeringan, sambung Gagah, Indra Karya juga terlibat aktif dalam mendukung program-program pemerintah melalui Kementerian PUPR dengan merealisasikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) didaerah terpencil seperti di Pulau Limbo Maluku Utara dan SPAM di Pulau Lombok. Gagah mengatakan Indra Karya juga melibatkan konsultan internasional dalam rangka mengadopsi praktik terbaik di wilayah regional maupun internasional untuk sejumlah penugasan pemerintah.
Gagah mencontohkan kerja sama dengan konsultan internasional meliputi, pengembangan energi baru terbarukan sektor sumber daya air dengan Tractable dari Jerman, kajian-kajian pengendali banjir dengan Sinotech, Taiwan dan Yachio EC, Jepang; desain dan studi bendungan dengan CTI Engineering dari Jepang dan bidang irigasi dengan WAPCOS dari India.
"Indra Karya juga telah menjalankan delapan program penyediaan air bersih dan telah menjangkau lebih dari 4.216 kepala keluarga atau mencapai 15.108 jiwa di beberapa daerah dengan nilai efisiensi yang didapatkan melalui penerapan Smart Water per tahun mencapai Rp 157,73 miliar," ujar Gagah.
Gagah menambahkan, perusahaan pun menerapkan Integrated Water Resource Management, yakni alokasi sumber daya air, serta pemanfaatan teknologi sumber daya air yang tepat guna untuk dapat mendorong adanya penghematan. Hal ini selaras dengan upaya mendukung pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya menjaga ketersediaan dan kualitas sumber daya air di Indonesia.
"Demi mewujudkan kedaulatan air, Indra Karya bersama Kementerian PUPR menekankan pentingnya sinergi dengan para stakeholder agar pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat teroptimalisasi dan berkontribusi terhadap pengelolaan sumber daya air," kata Gagah menambahkan.