EKBIS.CO, KOTABARU -- Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Ditjenbun Kementan) RI telah menerbitkan rekomendasi teknis pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dengan luas lahan 5.989 hektare bagi 3.089 pekebun kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun Kementan Ardi Praptono di Kotabaru, Kalsel, Rabu (24/4/2024), mengatakan sejak 2017 Kementan telah menerbitkan rekomendasi teknis PSR seluas 337.647 hektare bagi 150.770 pekebun se-Indonesia, termasuk yang ada di Kalimantan Selatan.
“Ini adalah upaya pemerintah memacu peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat,” ujarnya usai menanam simbolis kelapa sawit program PSR tumpang sari Padi Gogo bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Kebun Koperasi Usaha Dagang (KUD) Gajah Mada binaan PT Tapian Nadenggan di Desa Telagasari, Kabupaten Kotabaru.
Ia menyebutkan selain memacu produktivitas kelapa sawit, juga meningkatkan kualitas kelapa sawit, yang dilakukan melalui penggantian tanaman tidak produktif menggunakan benih berkualitas dengan penerapan Good Agriculture Practices (GAP).
“Selain itu, kita juga memfasilitasi pekebun dengan pemanfaatan dana melalui badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BPDP-KS) yang dilaksanakan melalui kegiatan peremajaan sawit, sarana dan prasarana, penelitian, serta pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.
Ardi mengatakan pula, meskipun capaian peningkatan produktivitas kelapa sawit lewat program PSR terbilang sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan agar pemenuhan produksi bahan baku komoditas kelapa sawit konsisten terjaga dan berkelanjutan.
Karena itu, ia berharap para pengusaha kelapa sawit dapat duduk bersama dengan pemerintah untuk mencari solusi bersama dari berbagai persoalan yang menghambat peningkatan produksi kelapa sawit.
Menurut dia, perusahaan kelapa sawit bersama pekebun perlu meningkatkan kemitraan melalui lembaga terkait, agar saling menguntungkan, saling bertanggungjawab, serta saling memperkuat guna menjawab tantangan pola kemitraan perkebunan kelapa sawit.
“Dengan adanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan pekebun, maka tercipta iklim usaha yang sehat pada masa yang akan datang khususnya sektor kelapa sawit,” ujar Ardi.