Rabu 24 Apr 2024 18:40 WIB

Jokowi Soroti Kerugian Rp 180 Triliun karena WNI Berobat ke Luar Negeri

Jokowi minta penyebab WNI berobat ke luar negeri bisa dicarikan solusinya.

Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo (kanan) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) saat peresmian gedung baru RSUD Soedarso di Pontianak, Kalbar, Selasa (9/8/2022).
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo (kanan) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) saat peresmian gedung baru RSUD Soedarso di Pontianak, Kalbar, Selasa (9/8/2022).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kerugian negara mencapai Rp 180 triliun karena Warga Negara Indonesia (WNI) yang lebih memilih berobat ke luar negeri.

Pernyataan itu dikemukakan Presiden Jokowi saat berpidato dalam agenda pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, Rabu (24/4/2024).

Baca Juga

"Ini bolak balik saya sampaikan, satu juta lebih masyarakat kita berobat ke luar negeri, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, Amerika, dan kita kehilangan 11,5 miliar dolar AS. Itu kalau dirupiahkan, Rp 180 triliun hilang," ujar Jokowi.

Menurut dia, penyebab dari keadaan itu perlu disikapi dan setiap persoalan yang menjadi kendala perlu segera diselesaikan. Karena WNI tidak mau berobat di dalam negeri dan pasti ada sebabnya.

"Kenapa enggak mau berobat di dalam negeri ini? Persoalannya harus diselesaikan," ujar Jokowi. 

Presiden Jokowi menengarai persoalan itu turut dipengaruhi oleh kemampuan produksi bahan baku farmasi secara mandiri di Tanah Air yang hingga kini masih perlu ditingkatkan. Sekitar 90 persen bahan produksi farmasi itu masih impor, 52 persen alat kesehatan juga masih impor.

"Urusan misalnya hal kecil-kecil seperti jarum, ranjang tidur, alat infus, selang, ya harus bisa produksi sendiri," kata dia.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement