Kamis 25 Apr 2024 21:10 WIB

'Pemajuan Wastra Beriringan dengan Pemberdayaan Perempuan'

Wastra Indonesia tak sekadar busana tapi jati diri perempuan Indonesia.

Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung memilih baju dan kain batik pada Pameran Batik Bordir dan Tenun Nusantara 2023 di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pengunjung memilih baju dan kain batik pada Pameran Batik Bordir dan Tenun Nusantara 2023 di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebut bahwa upaya pemajuan wastra Indonesia perlu berjalan beriringan dengan peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

Wastra Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai busana semata, tapi juga menjadi simbol identitas dan jati diri perempuan Indonesia. "Kami mendukung pemajuan UMKM di Indonesia, meningkatkan sinergi guna mendorong capaian keberhasilan UMKM yang Iebih berdaya, go global, dan naik kelas melalui wastra," kata Plt Sekretaris KemenPPPA Titi Eko Rahayu dalam keterangan di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Baca Juga

Dengan demikian, upaya ini dapat membantu menyelesaikan isu-isu diskriminasi gender dan kekerasan pada perempuan.

Titi Eko Rahayu mengatakan Indonesia kaya akan wastra yang memiliki kekhasan dan nilai filosofi-nya masing-masing. Wastra merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang lekat dengan perempuan.

Menurut dia, wastra Indonesia juga menjadi simbol perjuangan untuk membangun kehidupan bangsa melalui pelestarian budaya. Selain membawa dampak positif dalam sosial budaya, gerakan berkain juga bisa menggerakkan perekonomian rakyat, seiring maraknya keberadaan para perajin dan pembuat wastra, serta munculnya pusat-pusat kerajinan.

"Dengan adanya Pameran Wastra Nusantara semoga dapat merealisasikan peran UMKM yang semakin signifikan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Juga peran UMKM dalam memperkuat rasa cinta budaya dan wastra pada generasi muda, sekaligus memperluas pasar wastra pada target kaum muda," katanya.

Titi Eko Rahayu menambahkan bahwa perjuangan Kartini belum selesai, dan momentum Hari Kartini serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Hari Kartini dapat menjadi pengingat bahwa perjuangan mewujudkan kesetaraan dan membumikan-nya harus dilanjutkan tanpa kenal lelah.

"Kita masih harus bersuara, mendorong, dan membuka ruang-ruang yang tertutup agar perempuan dapat memaksimalkan potensinya. Mari kita belajar dari para perempuan pendahulu kita, yang terkadang harus berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan, untuk menaikkan derajat-nya melawan ketidakadilan. Sesungguhnya ada begitu banyak perempuan tangguh dan inspiratif yang mempelopori kemajuan di berbagai bidang dan berada di pelosok-pelosok," katanya.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement