Kamis 02 May 2024 13:19 WIB

Peluang Bisnis Hilirisasi Perikanan Besar, KKP: Kita Jangan Tertinggal

Dengan potensi pasar besar, RI bisa tertinggal bila tak ikut hilirisasi perikanan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Pabrik pengolahan hasil laut di Lamongan, Jawa Timur, Selasa (19/9/2023).
Foto: Dok Republika
Pabrik pengolahan hasil laut di Lamongan, Jawa Timur, Selasa (19/9/2023).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP) menawarkan investasi di sisi hilir komoditas kelautan dan perikanan. Selain peluangnya yang terbuka, Fortune Business Insight memperkirakan skala pasar produk perikanan global menyentuh 605,46 miliar dolar AS pada 2029.

"Peluang hilirisasi perikanan begitu besar. Artinya kalau tidak ikut terlibat bisa-bisa kita ketinggalan pada 2029," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo dalam keterangan tulis di Jakarta, Kamis (2/4/2024).

Baca Juga

Budi memaparkan dari sisi permintaan, produk bermutu, bergizi dan bernilai tambah menjadi kata kunci yang kini dicari pasar. Karenanya, produk berlabel traceable, eco friendly, sustainable, ready to eat, ready cook, dan ready to serve semakin diminati konsumen.

"Artinya apa? Konsumen semakin cerdas karena menghendaki produk bermutu dan berkelanjutan," ucap Budi.

Tak hanya itu, dari sisi piramida nilai tambah, Budi melihat komoditas perikanan bisa diolah menjadi berbagai berbagai varian produk. Mulai dari bahan pangan mentah yang bisa langsung dimasak, kemudian pengolahan pakan hewan ternak, produk kesehatan, kosmetik, hingga farmasi.

Budi menyampaikan KKP juga telah merespons permintaan pasar dengan penyediaan bahan baku secara kontinyu dan sesuai standar baik jenis, ukuran hingga mutu. Budi menyontohkan sertifikasi Good Manufacturing Practice (GMP) misalnya, menunjukkan industri pengolahan menerapkan praktik yang baik.

"Ini kita belum bicara bagaimana teman-teman di KKP juga perhatian pada mutu sejak hulu misalnya dengan sertifikat CBIB, CPIB, dan lain-lain," kata Budi menambahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement