EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) menjadikan Maroko sebagai hub untuk pasar Afrika.
"Kenapa Maroko dipilih? Karena Maroko ingin kami jadikan sebagai hub untuk pasar Afrika," ujar Direktur Jenderal PEN Didi Sumedi di Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Didi mengatakan, Kemendag telah melakukan misi dagang ke Maroko dan menghasilkan potensi transaksi 16,98 juta dolar AS atau setara Rp 276 miliar. "Alhamdulillah sebagai gebrakan pertama kita sudah menghasilkan potensi transaksi tersebut," kata Didi.
Tujuan misi dagang ke Maroko tersebut dalam rangka untuk meningkatkan penetrasi ekspor Indonesia ke pasar negara-negara di Afrika. Walaupun sudah mempunyai Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di dua negara yakni Nigeria dan Afrika Selatan, Kemendag ingin kepung Afrika melalui tiga hub.
"Marena memang potensi di Afrika cukup besar. Di mana permintaan seiring dengan produk-produk nasional kita yang dibutuhkan di Afrika," kata Didi.
Sebagai informasi, Maroko memiliki posisi penting bagi Indonesia, terutama dalam perannya sebagai mitra dagang nontradisional serta sebagai hub untuk memasuki pasar Afrika Utara. Potensi kerja sama Indonesia dan Maroko masih memiliki peluang yang sangat besar karena saat ini kedua negara masih merumuskan Prefential Trade Agreement (PTA). Hal tersebut diharapkan dapat memberikan katalis pada nilai perdagangan di kawasan Afrika Utara.
Kegiatan misi dagang ke Maroko bertujuan untuk memperkuat penetrasi produk Indonesia ke pasar Afrika Utara. Selain itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun kerja sama bisnis dengan mempertemukan pelaku usaha Indonesia dengan calon mitranya dari Maroko dan negara sekitarnya.
Kementerian Perdagangan mendorong pengembangan ekspor salah satunya ke kawasan Afrika. Kawasan Afrika merupakan pasar potensial untuk produk Indonesia.
Kemendag selalu memberikan dukungan kepada para pelaku usaha, apalagi yang dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja ekspor Indonesia.