Sabtu 04 May 2024 14:33 WIB

Jelang WWF 2024, Sandiaga Tinjau Desa Jatiluwih Tabanan Bali

Pengelolaan air di Bali yang penuh kearifan lokal mendapat pengakuan dunia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Wisatawan menikmati suasana persawahan saat mengunjungi Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali, (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan menikmati suasana persawahan saat mengunjungi Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali, (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Desa Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali. Desa ini terpilih menjadi salah satu lokasi yang akan dikunjungi delegasi World Water Forum 2024 yang akan digelar pada 18-25 Mei 2024.

"Kami pastikan dengan kunjungan ke Jatiluwih ini kesiapan sebagai site visit dari delegasi World Water Forum dan kita sudah lihat beberapa spot-nya yang telah dipersiapkan," ujar Sandiaga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (4/5/2024). 

Baca Juga

Sandiaga menyampaikan, pengelolaan air di Bali yang penuh dengan kearifan lokal dan sudah mendapatkan pengakuan dunia oleh UNESCO dinilai siap untuk ditampilkan sebagai site visit dalam World Water Forum 2024. Sebelumnya, Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2012. 

"Ini memantapkan posisi Indonesia dalam kepemimpinannya di forum pengelolaan air sedunia," ucap Sandiaga. 

Sandiaga mengatakan Desa Jatiluwih memiliki sistem pengelolaan air yang dikenal dengan sebutan sistem subak yang membuatnya dikenal sebagai penghasil padi terbaik di Pulau Dewata. Subak sendiri merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Bali.

Selain itu, Desa Jatiluwih juga memiliki beberapa aktivitas untuk ditawarkan kepada wisatawan, di antaranya trekking sambil menikmati keindahan rice terrace atau terasering persawahan dan lain sebagainya. Sehingga, hal ini sangat cocok untuk ditampilkan di hadapan delegasi World Water Forum 2024.

Selain meninjau Desa Jatiluwih, Sandiaga juga menyaksikan pelepasan burung endemik khas Bali dan cara pengusiran burung yang disebut dengan Kepuakan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement