Senin 10 Jun 2024 05:12 WIB

Dua ATPM Penguasa Industri Otomotif Yakin Penjualan Naik di Kuartal II, tapi..

Pengamat yakin penjualan kendaraan roda empat akan sama di Kuartal II

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dua pabrikan besar Jepang, yang memasarkan kendaraan mereka di Indonesia yaitu Astra Daihatsu Motor (ADM) dan Honda Prospect Motor (HPM), meyakini keterpurukan yang terjadi pada kuartal pertama 2024.
Foto:

Pada awal tahun Januari sampai dengan Maret, penjualan kendaraan, menurut catatan Gaikindo, hanya berhasil menyentuh angka 215.069 unit atau turun sebanyak 23,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berhasil mencapai 282.601 unit.

Adapun penjualan secara ritel (dari diler ke konsumen), Gaikindo mencatat sebanyak 230.778 unit atau turun sebanyak 15 persen dari total yang terjual tahun lalu sebanyak 271.423 unit.

Hal ini karena adanya kegiatan Pemilihan Umum 2024 dan juga isu ekonomi global, yang membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk membeli kendaraan baru pada saat itu.“Pada periode Q1 2024 di Indonesia sendiri memiliki agenda pemilihan umum yang menjadikan masyarakat wait and see untuk merealisasikan pembelian kendaraannya,” ucap Tri Mulyono.

“Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama periode tersebut juga sangat berpengaruh dalam membentuk pasar otomotif Indonesia, selain tentunya kebijakan moneter global,” tambah dia.

Meski begitu, terdapat beberapa segmen yang mengalami peningkatan drastis pada kuartal awal tahun 2024, seperti yang terjadi pada segmen kendaraan elektrik. Pada kuartal tersebut, kendaraan berbasis baterai tersebut mengalami peningkatan hingga 200 persen lebih atau tepatnya sebanyak 228,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada periode tersebut, penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) meningkat sebanyak 5.882 unit selama periode Januari hingga Maret 2024. Jika berkaca pada tahun sebelumnya, penjualan wholesales hanya berhasil mencapai angka 1.793 unit. Peningkatan yang begitu drastis juga turut diimbangi dengan banyaknya jenama yang masuk ke pasar Indonesia dan membawa kendaraan di segmen elektrik.

Terlebih, brand-brand China yang begitu masif berdatangan ke Indonesia. Tidak hanya datang dengan membawa kendaraan elektrik, jenama China juga dikenal dengan berani untuk membawa berbagai inovasi yang mereka tanam di kendaraan elektrik mereka melalui fitur-fitur canggih dengan harga yang cukup bersaing. Kehadiran banyak jenama otomotif dari China, terutama berbasis kendaraan listrik, memang memberi pilihan lebih beragam kepada konsumen. 

Namun, pakar otomotif sekaligus akademikus Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyatakan bahwa kemungkinan tren penjualan kendaraan pada kuartal pertama 2024 masih akan berlanjut, jika beberapa hal masih terus berlangsung.

Beberapa hal yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat, harga bahan bakar semakin tinggi, suku bunga naik, di luar adanya gangguan chip global dan situasi pascamusim mudik Lebaran 2024.

 

Selain itu berbagai hal yang diprediksi banyak ekonom, yakni terjadinya situasi potensi Indonesia akan terjebak dalam middle income trap serta meningkatnya ketimpangan pendapatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement