Selasa 11 Jun 2024 09:58 WIB

Lindungi Industri Lokal, Turki Terapkan Tambahan Tarif 40 Persen Impor Mobil China

Tambahan tarif Impor untuk menekan defisit perdagangan dengan China

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Model berjalan di dekat kendaraan listrik DOLPHIN, salah satu kendaraan terbaru dari produsen mobil China BYD di Tokyo Auto Salon, sebuah acara industri yang mirip dengan pameran otomotif dunia, Jumat, 13 Januari 2023, di Chiba dekat Tokyo.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Model berjalan di dekat kendaraan listrik DOLPHIN, salah satu kendaraan terbaru dari produsen mobil China BYD di Tokyo Auto Salon, sebuah acara industri yang mirip dengan pameran otomotif dunia, Jumat, 13 Januari 2023, di Chiba dekat Tokyo.

EKBIS.CO,  ISTANBUL -- Kementerian Perdagangan Turki telah mengumumkan langkah baru yang mengenakan tarif tambahan sebesar 40 Persen pada impor kendaraan dari Tiongkok atau China. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mencegah potensi memburuknya neraca perdagangan dan melindungi produsen mobil dalam negeri.

Dalam pengumumannya pada hari Sabtu, dikutip dari VOA, kementerian perdagangan Turki mengungkapkan bahwa impor kendaraan dari China akan dikenakan tarif minimal 7.000 dolar AS per kendaraan, mulai berlaku pada tanggal 7 Juli mendatang. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan dan melindungi industri otomotif dalam negeri yang semakin tergerus.

"China menghadapi tekanan perdagangan yang semakin besar di seluruh dunia karena meningkatnya ekspor kendaraan listrik, yang diklaim banyak negara mendapat subsidi besar dari Beijing untuk mendukung perekonomiannya yang terpuruk," kata seorang pejabat kementerian perdagangan.

Pada tahun 2023, dikutip dari Reuters, Turki telah memberlakukan tarif tambahan pada impor kendaraan listrik dari China dan menerapkan beberapa peraturan mengenai pemeliharaan dan layanan kendaraan listrik. Keputusan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi defisit perdagangan yang mencapai 45,2 miliar dolar AS pada tahun lalu.

Langkah pengenaan tarif ini juga dipertimbangkan dengan target defisit transaksi berjalan serta upaya untuk mendorong investasi dan produksi dalam negeri. Meskipun langkah ini bertujuan untuk melindungi industri otomotif lokal, tetapi beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa hal ini dapat memicu ketegangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan antara Turki dan Tiongkok.

Sebelumnya, Turki juga telah menerapkan beberapa kebijakan proteksionis lainnya untuk mengatasi defisit perdagangan kronis, termasuk restrukturisasi dalam sektor manufaktur dan promosi lebih banyak produksi serta ekspor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement