EKBIS.CO, JAKARTA -- Kesempatan investor minyak dan gas bumi (migas) dalam mendapatkan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Panai setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), masih terbuka lebar. Pasalnya, pemerintah kembali membuka penawaran WK tersebut melalui mekanisme lelang langsung secara regular pada Mei 2024 lalu.
Sebuah informasi penting bagi para investor. Direktur Pembinaaan Usaha Hulu Migas Direktorat Jenderal Migas Ariana Soemanto mengatakan, WK Panai merupakan salah satu WK yang menyimpan potensi gas besar dengan split bagi hasil tinggi. Sehingga menarik untuk dikembangkan.
"WK Panai berada di lokasi strategis dikelilingi infrastruktur yang mendukung serta memiliki potensi hidrokarbon," kata Ariana dalam siaran pers, Senin (17/6/2024).
Ia menjelaskan secara spesifik lokasi WK Panai. Cukup strategis. WK Panai berada di daratan dan lepas pantai Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau dengan luas area 5.180,46 kilometer persegi. Sekitar WK Panai terdapat beberapa WK aktif. WK-WK tersebut telah terbukti memiliki kandungan hidrokarbon, seperti WK Coastal Plain Pekanbaru (CPP), WK Kisaran, WK Rokan, dan WK Siak.
Ariana menerangkan, WK Panai merupakan WK eksplorasi dengan perkiraan sumber daya gas sekitar 500 Billion Cubic Feet (BCF) dan ditawarkan dengan split high risk. Pada gas bumi, kontraktor akan mendapatkan 45 persen after tax, sedangkan untuk minyak bumi, kontraktor akan mendapatkan 40 persen after tax.
"Ini menjadi hal menarik, dimana meskipun dengan lokasi WK Panai yang berada di wilayah Sumatera, wilayah yang tergolong mature, namun memiliki split yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan split WK di sekitarnya," ujar Direktur Pembinaan Hulu Migas tersebut.
WK Panai berada di cekungan Sumatera Tengah yang merupakan cekungan busur belakang tersier yang terletak di bagian tengah Pulau Andalas. Cekungan Sumatera Tengah terbukti merupakan salah satu cekungan kaya hidrokarbon paling produktif di Indonesia dan Asia Tenggara. Hidrokarbon pada cekungan ini pertama kali diketahui dari rembesan minyak di daerah Lubuk Bendahara, Sungai Rokan yang dipublikasikan pada 1920.
"WK ini memiliki potensi baik thermogenik maupun biogenik yang keduanya dapat menjadi opsi bagi investor dalam pengembangannya," tutur Ariana.
Ia mengungkapkan, aspek komersialisasi dari pengembangan WK juga menjadi poin pertimbangan di samping keberadaan hidrokarbon. Terletak di lokasi strategis yaitu di Sumatera Utara dan Riau menjadikan potensi pemasaran hidrokarbon di kawasan ini sangat menjanjikan, antara lain seperti program gas kota dari Pemerintah, listrik dan industri.
Pemerintah sedang membangun jaringan Pipa Distribusi Gas Bumi Duri - Sei Mangkei yang akan menghubungkan konsumen-konsumen gas bumi di area Sumatera - Jawa. Tentunya hal itu bisa membuka peluang lebar pemasaran gas bumi dari wilayah kerja Panai.
Frederikus Bata