EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia tercatat melakukan kegiatan impor yang masif dari Israel dengan lonjakan tajam yang terjadi pada Januari-April 2024 secara year on year (yoy), padahal Indonesia mengecam keras Israel atas tragedi kemanusiaan di Palestina. Menanggapi hal itu, pengamat menilai sebenarnya Indonesia bisa saja menyetop total kegiatan impor-ekspor dengan Israel, sebagaimana yang dilakukan Turki pada Mei 2024 lalu.
“Harusnya bisa (seperti Turki), tergantung kemauan politik atau political will pemerintah,” kata Pengamat dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah kepada Republika, Senin (1/7/2024).
Trubus menjelaskan, Turki memang bersikap tegas dalam menghentikan kegiatan ekspor-impor dengan Israel karena dipicu aksi bombardir Israel terhadap pengungsi di Rafah baru-baru ini. Menurutnya, bukan tanpa perhitungan, Turki memiliki alternatif atas penghentian aktivitas ekspor-impor dengan Israel tersebut dengan mengalihkan ke negara Afrika.
Sementara itu, jika Indonesia menyetop aktivitas ekspor-impor, diprediksi cukup sulit jika menembus pasar Afrika. Sehingga alternatifnya adalah negara-negara di Eropa Timur yang notabene muslim. “Eropa Timur banyak negara kategori muslim tapi produk kita enggak pernah masuk ke sana. Selama ini kan masuknya lewat Rusia,” ujar Trubus.
Sementara itu, mengenai impor, dia menilai Indonesia juga bisa mencari substitusinya. Trubus mencontohkan produk-produk amunisi dan senjata yang bisa diperoleh dari Rusia, ketimbang Israel. “Susbtitusinya kalau senjata kan banyak, kenapa nggak langsung beli ke Rusia. Kalau produk-produk makanan beralih saja ke Asia, misalnya dari Korea Selatan dan Jepang, atau kalau mau keluar bisa Australia dan Selandia Baru yang cukup baik hubungannya selama ini dengan kita,” jelasnya.
Sebelumnya diketahui, di tengah kecaman warga Indonesia atas serangan brutal yang dilakukan Israel ke Palestina, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan ada lonjakan tajam impor dari negara Zionis tersebut. Jika periode Januari-April tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terlihat ada peningkatan hampir 340 persen.
Menurut data BPS, pada Januari 2024 ekspor Indonesia ke Israel menyentuh angka 10.412.405,33 juta dolar AS, Februari 12.201.061,17 juta dolar AS, Maret 14.878.436,18 juta dolar AS, lalu April 14.961.066,72 juta dolar AS. Total mencapai 52.452.969,40 juta dolar AS (Rp 860 miliar). Ada sedikit penurunan secara year on year (Januari- April 2024 dibandingkan dengan Januari-April 2023 dengan total 52.934.930,79 juta dolar AS (sekitar Rp 868 miliar).
Lalu mengenai impor, pada Januari 2024, Indonesia mengimpor barang dari Israel senilai 9.835.544,00 juta dolar AS, Februari 1.858.084,00 juta dolar AS, Maret 16.586.596,00 juta dolar AS. Kemudian April 945.503,00 juta dolar AS. Sehingga totalnya mencapai angka 29.225.727,00 juta dolar AS (Rp 479 miliar).
Angka itu menunjukkan ada peningkatan tajam impor sebanyak lebih dari 4 kali lipat atau ada peningkatan impor sebesar 339,4 persen dari angka Januari-April 2024 sebesar 6.731.846,00 juta dolar AS atau (Rp 109 miliar, dengan asumsi Rp 16.082 per dolar AS).
Berdasarkan catatan dari BPS, Indonesia mengimpor peralatan dan suku cadang pemanas dan pendingin, boiler dan suku cadang pembangkit uap atau pembangkit lainnya, pompa untuk cairan dan suku cadangnya, alat untuk digunakan dengan tangan atau mesin, hingga peralatan dan suku cadang telekomunikasi.
Terpisah, Kementerian Perdagangan Turki sebelumnya menghentikan semua impor dan ekspor dari dan ke Israel. Langkah yang mulai diberlakukan, pada Kamis (2/5/2024), ini didorong ‘semakin memburuknya tragedi kemanusiaan’ di wilayah Palestina.
“Transaksi ekspor dan impor yang berkaitan pada Israel sudah dihentikan, mencakup semua produk," kata Kementerian Perdagangan Turki dalam pernyataannya, Jumat (3/5/2024). "Turki akan mengimplementasikan dengan ketat dan tegas langkah-langkah baru ini sampai Pemerintah Israel mengizinkan aluran bantuan kemanusian yang cukup dan tak terganggu ke Gaza,” kata kementerian.
Volume perdagangan dua negara pada 2023 mencapai 6,8 miliar dolar AS. Bulan lalu Turki memberlakukan pembatasan perdagangan dengan Israel. Setelah Israel tidak mengizinkan Ankara ambil bagian dalam operasi pengiriman bantuan dari udara ke Gaza.
Sebelum Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan menghentikan semua impor dan ekspor ke Israel. Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan Presiden Turki Tayyip Erdogan melanggar kesepakatan dengan memblokir semua pelabuhan bagi impor dan ekspor Israel.