EKBIS.CO, JAKARTA -- Anggota holding Pupuk Indonesia, PT Petrokimia Gresik, berkomitmen mendorong kemajuan pertanian dan industri kimia nasional secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam acara Tasyakuran HUT Ke-52 Petrokimia Gresik" di Gresik, Jawa Timur, Rabu (10/7/2024).
Dwi mengatakan kinerja baik Petrokimia Gresik terlihat dari tingkat kesehatan perusahaan yang memperoleh skor AAA dengan predikat sangat sehat. Dwi menyampaikan indikator peningkatan kinerja tercermin dalam perolehan laba pada 2023 sebesar Rp 1,25 triliun.
"Laba ini didapatkan melalui pendapatan perusahaan yang menyentuh Rp 13,17 triliun dan melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023 sebesar Rp12,97 triliun atau setara 103 persen," ujar Dwi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Dwi mengatakan sejumlah inovasi yang dilakukan juga berhasil menciptakan nilai tambah sebesar Rp 381,1 miliar. Selain itu, Petrokimia Gresik juga terus meningkatkan kebermanfaatannya melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"Sampai Juni 2024, realisasi penyaluran dana TJSL Petrokimia Gresik sebesar Rp 19,83 miliar untuk program beasiswa, bantuan sembako, santunan dan bantuan hewan kurban, serta berbagai kegiatan sosial lainnya," ucap Dwi.
Dwi mengatakan Petrokimia Gresik juga memperkenalkan visi baru dengan tekad menjadi pemain dominan pada skala global dalam bidang solusi agro dan bahan kimia industri yang terintegrasi. Menurut Dwi, visi ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi terbaik di industri pupuk dan bahan kimia di nasional dan level dunia.
"Visi ini akan menjadi pedoman bagi pengembangan perusahaan," sambung Dwi.
Untuk mencapai visi tersebut, Petrokimia Gresik berkomitmen mendukung penyediaan pupuk nasional guna mencapai ketahanan pangan. Dwi menyampaikan Petrokimia Gresik telah menjalankan sejumlah rencana strategis, yaitu meresmikan gudang curah Urea dengan kapasitas 20 ribu ton.
"Pembangunan gudang ini merupakan langkah strategis dan progresif dalam upaya Petrokimia Gresik meningkatkan kapasitas penyimpanan produk dan efisiensi biaya operasional," ucap Dwi.
Langkah strategis kedua ialah menyiapkan Pabrik Phonska V. Sebagai pemegang paten proses NPK, lanjut Dwi, Petrokimia Gresik berhasil mencatat penghematan lebih dari Rp 50 miliar atas proyek pengembangan Phonska V yang menggunakan skema swakelola dari total nilai proyek Rp 507 miliar.
Dwi menambahkan Petrokimia Gresik juga mempersiapkan pabrik soda ash yang menjadi pabrik pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk memproduksi sumber bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari, seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya. Dwi menilai kebutuhan soda ash di Indonesia cukup tinggi, namun suplainya sekarang 100 persen masih dipenuhi dari impor.
"Kemampuan Petrokimia Gresik dalam memproduksi green surfactant dan soda ash mampu mendongkrak tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bagi industri nasional. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)," kata Dwi.