Rabu 17 Jul 2024 19:28 WIB

Gandeng Pengembang UEA, Erick Disebut Bawa Angin Segar Investasi Pariwisata

Syamsul mengapresiasi langkah cerdik Erick dalam meningkatkan investasi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Eagle Hills serta Pendiri Emaar, Mohamed Ali Rashed Alabbar menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan pariwisata di Dubai, UEA.
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Eagle Hills serta Pendiri Emaar, Mohamed Ali Rashed Alabbar menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan pariwisata di Dubai, UEA.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Pusat Studi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Syamsul Anam mengatakan langkah Menteri BUMN Erick Thohir menggandeng Eagle Hills Uni Emirat Arab (UEA) sudah tepat. Syamsul menilai hal ini menjadi angin segar dalam memacu investasi di Indonesia.

"Saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak modal tetap bruto, tidak saja kuantitas namun juga kualitasnya," ujar Syamsul saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Baca Juga

Syamsul menyampaikan pembentukan modal tetap bruto Indonesia selama ini datang dari leverage atas sektor primer yakni pertambangan dan juga produk pertanian. Syamsul mengapresiasi langkah cerdik Erick dalam meningkatkan investasi dari sektor lain.

"Indonesia perlu menganekaragamkan sumber-sumber modal tetap brutonya agar kualitas investasi secara nasional dapat terpenuhi," ucap Syamsul.

Syamsul mengatakan kerja sama BUMN dengan Eagle Hills dalam sektor pariwisata merupakan hal yang potensial. Syamsul menilai pariwisata menjadi salah satu sektor yang dapat menjadi pelipat bagi sektor lainnya seperti konstruksi, perdagangan dan jasa.

"Apalagi saat ini Indonesia kuga tengah mendorong penguatan ekosistem halal, terutama pada sisi sektor riilnya," sambung dia.

Syamsul menyebut kerja sama tersebut dapat menjadi kekuatan atas penganekaragaman sumber pwmbentukan modal tetap bruto secara nasional. Hal ini juga akan mendorong keterlibatan lebih banyak pelaku ekonomi yang selama ini tertinggal oleh kerasnya pakem investasi di sektor primer.

"Kesepakatan ini harusnya bisa menjadi gerbang mengejawantahkan prinsip no one left behind dalam pembangunan nasional," kata Syamsul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement