EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan pada perdagangan Rabu (17/7/2024), usai Bank Indonesia (BI) mengumumkan mempertahankan suku bunga (BI rate) di angka 6,25 persen. Mengutip Bloomberg, rupiah mengalami penguatan 79,50 poin atau 0,49 persen menuju level Rp16.100 per dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (17/7/2024).
“Nilai tukar rupiah yang seringkali menjadi patokan BI dalam menentukan BI rate juga terpantau terkendali terkhusus sejak akhir Juni hingga 15 Juli 2024. BI rate terakhir kali dinaikkan pada April 2024 dan ditahan pada pertemuan Mei serta Juni di level 6,25 persen,” kata Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Rabu.
Selain itu, faktor internal lain dari penguatan rupiah adalah BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan melaju di kisaran 4,7-5,5 persen hingga akhir 2024. Proyeksi untuk batas atas pertumbuhan ekonomi itu jauh di atas perkiraan pemerintah dalam asumsi makro APBN 2024 sebesar 5,2 persen untuk keseluruhan tahun ini.
Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi, sebagaimana pada saat ekonomi tumbuh 5,1 persen pada kuartal pertama 2024. Kondisi yang sama diperkirakan akan terjadi juga untuk periode kuartal kedua 2024. Di tambah dengan meningkatnya kinerja ekspor barang ditopang oleh industri manufaktur terutama di sektor pertambangan yang masih menggeliat.
Sementara itu, sentimen eksternal penguatan rupiah adalah optimisme terhadap penurunan suku bunga meningkatkan saham-saham AS. Karena pembacaan inflasi yang lemah dan komentar-komentar yang cenderung dovish dari The Fed meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga mulai September.
“Pedagang memperkirakan kemungkinan sebesar 91,7 persen bahwa Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, menurut CME Fedwatch. Data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan tidak banyak menghalangi spekulasi penurunan suku bunga,” tuturnya.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan minggu ini The Fed semakin yakin bahwa inflasi akan terus menurun. Dia juga sebelummnya memberikan isyarat bahwa bank sentral tidak perlu melihat inflasi mencapai target 2 persen untuk mulai menurunkan suku bunga. Eva Rianti
Seiring dengan perkembangan tren rupiah dan sentimen-sentimen yang memengaruhinya, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah bakal lanjut menguat pada perdagangan Kamis (18/7/2024). “Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.040-Rp 16.120 per dolar AS,” tutupnya.
Sebelumnya diketahui, BI mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) bulan Juli 2024 pada Rabu (17/7/2024). Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menahan suku bunga pada level 6,25 persen.
“Berdasarkan hasil pembahasan RDG BI pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,25 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen,” kata Perry dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (17/7/2024).
Perry menjelaskan, keputusan itu konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025.
“Kebijakan ini didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan masuknya aliran modal asing,” ujarnya.