Senin 29 Jul 2024 22:18 WIB

Jumlah Perusahaan Tercatat di BEI Capai 934 Emiten per 19 Juli 2024

Total dana yang dihimpun di pasar modal pada tahun ini sebanyak Rp 116 triliun.

Red: Friska Yolandha
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT BEI Iman Rachman mengatakan jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai 934 perusahaan per 19 Juli 2024. Jumlah itu sudah termasuk 31 perusahaan baru yang tercatat sejak awal tahun ini.

“Di akhir tahun 2023, jumlah perusahaan tercatat kita adalah sebanyak 903 perusahaan tercatat. Tetapi, sampai dengan 19 Juli, jumlah perusahaan tercatat kita sudah 934 dengan total annual fund-raised (total dana yang dihimpun) sebanyak Rp 116 triliun di pasar modal, termasuk di obligasi dan right issue,” katanya dalam acara Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (29/7/2024).

Baca Juga

Jika dibandingkan dengan bursa saham dengan sejumlah negara di Asia, pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat di Indonesia salah satu yang sangat aktif, hanya kalah dari India.

Secara global, BEI berada pada peringkat ke-7 dari sisi jumlah Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2024 dan peringkat ke-1 di antara bursa ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) sejak tahun 2018.

Selain itu, jumlah investor SID (Single Investor Identification) di BEI sudah sebanyak 13,2 juta, meningkat dari enam tahun sebelumnya yang hanya memiliki 2,5 juta.

“(Menariknya), selama kondisi pandemi, investor kita tumbuh hampir 3,5 juta per tahun dan ini bisa terlihat bahwa investor kita selama pandemi itu aktif bertransaksi di pasar modal kita,” ucap dia.

Adapun total investor harian sebanyak 143 ribu dari total 13,2 juta penanam modal, yang menggambarkan banyak dari investor hanya bertransaksi sesekali saja.

“Kita bisa lihat bahwa saat ini investor domestik kita sudah mencapai hampir 55 persen dari sisi kepemilikan, dan kalau dari sisi trading harian, investor domestik kita sudah hampir 62 persen. Kalau kita kembali ke enam tahun yang lalu kondisinya terbalik, di mana 70 persen kita yang bertransaksi adalah investor asing, sedangkan investor domestik kita hanya 30 persen. Ini bisa kita lihat bahwa terutama sepanjang pandemi, indeks kita sangat tahan terhadap kondisi-kondisi makro yang terjadi di global,” ungkap Iman.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement