Indonesia menjanjikan 300 ribu dolar AS atau sekitar Rp 4,7 miliar untuk peraih medali emas, Rp 2,3 miliar untuk peraih medali perak dan Rp 956 juta untuk peraih medali perunggu. Sementara Malaysia menjanjikan 216 ribu dolar AS atau Rp 3,4 miliar bagi atletnya yang menyumbangkan medali emas ke negeri jiran tersebut. Untuk peraih medali perak dijanjikan Rp 1,03 miliar dan Rp 350 juta untuk peraih medali perunggu.
Negara tuan rumah Perancis juga dilaporkan telah menaikan insentif uang tunai. Peraih medali emas dijadwalkan menerima 80 ribu euro (Rp 1,3 miliar) hingga 15 ribu euro (Rp 261 juta) lebih banyak yang ditawarkan di Olimpiade Tokyo.
Selain bonus berupa uang tunai, beberapa atlet dari beberapa negara juga memberikan hadiah tambahan seperti apartemen, mobil dan lainnya yang diberikan baik dari pemerintah ataupun pihak swasta. Peraih medali Korea Selatan pun dijanjikan akan mendapatkan uang pensiun sebagai tambahan atas bonus yang didapat.
Selain rejeki nomplok sebesar 63 juta won korea atau sekitar Rp 735 juta, peraih medali emas Korea Selatan juga diberikan pilihan berupa uang pensiun bulanan seumur hidup sebesar satu juta won atau uang sekaligus sebesar 67,2 juta won atau sekitar Rp 782 juta. Sementara peraih medali perak mendapat Rp 35 juta won dan peraih medali perunggu mendapat 25 juta won. Beberapa atlet juga dapat menerima hadiah lain seperti minuman gratis dan transportasi.
Menariknya, pada Olimpiade di Tokyo 5 tahun lalu, para atlet asal Malaysia yang mewakili di Olimpiade Tokyo mendapatkan makanan dan teh tarik gratis seumur hidup. Teh tarik adalah minuman teh susu panas yang sangat populer di kawasan Asia Tenggara termasuk di Indonesia.
Pemain tenis meja asal Jepang Kasumi Ishikawa juga mendapatkan hadiah yang tak diduga berupa 100 karung beras setelah memenangkan medali perak di Olimpiade Tokyo. Peraih medali emas bulu tangkis Indonesia Apriyani Rahayu dan Greysia Poli juga mendapatkan warisan lima ekor sapi, restoran bakso dan rumah baru saat mendapatkan medali emas di Olimpiade Tokyo.