EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan data terbaru terkait jumlah kelas menengah di Indonesia. Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jumlah penduduk kelas menengah Indonesia pada 2024 tercatat sebanyak 47,85 juta orang atau 17,13 persen.
Berdasarkan data lima tahun terakhir, jumlah kelas menengah terus mengalami penurunan sejak 2019 yang sebanyak 57,33 juta orang atau 21,45 persen, 2021 sebanyak 53,83 juta orang atau 19,82 persen, 2022 sebanyak 49,51 juta orang atau 18,06 persen, 2023 tercatat sebanyak 48,27 juta orang atau sekitar 17,44 persen.
"Kelas menengah ini penting, karena memiliki peran yang sangat kritikal dan krusial sebagai bantalan ekonomi suatu negara," ujar Amalia saat konferensi pers bertajuk "Menjaga Daya Beli Kelas Menengah sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia" di kantor BPS, Jakarta, Jumat (30/8/2024).
Amalia menilai semakin tebal tingkat kelas menengah akan berdampak positif bagi perekonomian suatu negara. Amalia menyampaikan tingginya tingkat kelas menengah akan mampu meredam gejolak ekonomi dari eksternal maupun domestik.
"Tetapi ketika proporsi kelas menengah itu relatif tipis, maka suatu perekonomian itu kurang resilien terhadap gonjangan. Jadi artinya peran kelas menengah tidak hanya di Indonesia, tetapi di berbagai dunia ini menjadi penting untuk memperkuat daya tahan suatu ekonomi terhadap berbagai gonjangan," ucap Amalia.
Amalia menyampaikan kelas menengah merupakan salah satu penyumbang utama perekonomian Indonesia. Amalia menyebut kelas menengah selama ini menjadi bantalan ekonomi Indonesia, termasuk saat menghadapi pandemi Covid-19.
"Kalau kita lihat kontribusinya terhadap PDB, kelas menengah dan aspiring middle class atau menuju kelas menengah memberikan kontribusi terhadap konsumsi rumah tangga sebesar 81,49 persen," ucap Amalia.
Amalia menyampaikan penentuan penduduk kelas menengah bersandar Bank Dunia dengan tingkat pengeluaran 3,5 kali hingga 17 kali di atas garis kemiskinan. Amalia menyampaikan standar kelas menengah pada 2019 merupakan penduduk dengan tingkat pengeluaran sebesar Rp 1,488 juta sampai dengan Rp 7,229 juta per kapita per bulan.
"Pada 2024, yang masuk dalam kategori kelas menengah adalah kelompok masyarakat yang pengeluarannya antara Rp 2 juta per kapita per bulan hingga Rp 9,9 juta per kapita per bulan," kata Amalia.