EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mengatakan keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level enam persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 15-16 Oktober 2024 sudah tepat. Ryan menyebut langkah BI tersebut merupakan keputusan bijak, tepat, dan terukur.
"Ini juga antisipatif dengan pertimbangan utama untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di tengah sinyalemen kuat meningkatnya ketidakpastian global," ujar Ryan kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Ryan menyampaikan sinyal ini terlihat dari indeks dolar AS yang bertengger di atas ambang batas 100, berkisar 103, dan tertekannya beberapa mata uang negara-negara berkembang di Asia, termasuk rupiah, dalam beberapa pekan terakhir ini. Ryan berharap penahanan suku bunga acuan BI dapat mencegah atau menahan posisi rupiah agar tidak semakin melemah
"Meskipun kita tahu ada ekspektasi the Fed bakal menaikkan Fed rate masing-masing sebesar 25 bps pada pertemuan November dan Desember mendatang," ucap Ryan.
Ryan mengatakan BI telah mengambil tindakan yang bijak dan taktis serta tidak mengubah pendirian kebijakan moneter yang tetap prostabilitas. Hal ini memberikan ruang bergerak bagi perekonomian melalui kebijakan makroprudensial yang cenderung tetap propertumbuhan.
"Bauran kebijakan BI yang didukung sistem pembayaran yang kian efisien diharapkan tetap akomodatif baik bagi sektor riil maupun sektor perbankan," sambung Ryan.
Ryan berharap transmisi bauran kebijakan ini tetap propasar dan juga produnia usaha. Dengan demikian, Ryan meyakini keputusan BI akan mendapat respons positif dari banyak pihak.
"Pelaku industri keuangan dan dunia usaha akan tetap optimis dan ekspansif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas, berkelanjutan dan inklusif," kata Ryan.