Kamis 17 Oct 2024 19:36 WIB

Dampak Program Makan Bergizi Gratis Terhadap Ekonomi Indonesia

Setiap Rp 1.000 yang dikeluarkan untuk MBG bermanfaat hingga Rp 63.500 pada ekonomi.

Rep: Frederikus Bata  / Red: Gita Amanda
Sejumlah pelajar menyantap makanan bergizi gratis saat giat makan sehat bersama, (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Sejumlah pelajar menyantap makanan bergizi gratis saat giat makan sehat bersama, (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) melakukan kajian menyeluruh perihal program Makan Bergizi Gratis. Ini merupakan program yang bakal diimplementasikan di era Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

INDEF menghitung atau menganalisis bagaimana dampaknya terhadap perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, pendapatan Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM). Kemudian bagaimana dampaknya terhadap mitra pengemudi dan sebagainya..

Baca Juga

Secara lebih luas, INDEF juga mengidentifikasi potensi ekonomi dari program ini, dalam jangka panjang. Khususnya bagi siswa/generasi muda yang mengikuti program MBG ini. Ketiga, INDEF mengalanisis mekanisme implementasi program MBG dalam konteks yang beragam, serta kemampuannya dalam perluasan program ini secara cepat.

"Hasilnya seperti apa? Ternyata dalam program MBG ini, punya efek pengganda," kata Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, dalam diskusi via daring bertajuk "Makan Bergizi Gratis via UMKM: Apa Saja Pembelajaran ke Depan?", Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Ia menerangkan, misalnya peningkatan Rp 1 triliun belanja pendidikan akan mendorong peningkatan nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 63,52 triliun. Anggaran MBG Rp 71 triliun pada 2025, lanjut Esther, akan mendorong PDB sebesar Rp 4510 triliun atau 34,2 persen dari PDB konstan tahun depan.

"Setiap Rp 1.000 yang dikeluarkan untuk MBG dapat memberi manfaat hingga Rp 63.500 terhadap perekonomian," ujarnya.

Estimasi manfaat ekonomi pelaksanaan MBG sebagai berikut. Tahun 2025 jumlah sasaran 19,47 juta orang, estimasi biaya Rp 71 triliun, lalu estimasi daya dorong terhadap PDB, Rp 4510 triliun. Tahun 2026 menyasar 30,46 juta orang, estimasi Rp 109,7 triliun, estimasi daya dorong terhadap PDB, Rp 6.967,2 trilun. 

Tahun 2027 menyasar 41,45 juta orang, estimasi 149,2 triliun, estimasi daya dorong terhadap PDB Rp 9.479,4 triliun, estimasi daya dorong terhadap PDB, Rp 9.479,4 triliun. Tahun 2028, menyasar 62.175 orang, estimasi biaya Rp 223,8 triliun, estimasi daya dorong terhadap PDB Rp 14.219,1 triliun. Tahun 2029, menyasar 82,9 juta orang, estimasi Rp 298,4 triliun, estimasi daya dorong terhadap PDB Rp 18.958 triliun.

Selanjutnyaa apakah program MBG ini memiliki efek pengganda terhadap UMKM? Sesudah pilot project MBG ini, jelas Esther, ada penambahan tenaga kerja bagi UMKM sebanyak tiga orang. Itu terlihat dari hasil uji coba di 10 kabupaten/kota.

"Sementara di sisi lain, peningkatan penghasilan bersih relatif meningkat. UMKM  yang terlibat dalam pilot project MBG mendapatkan kenaikan rata-rata pendapatan sebesar 33,68 persen," katanya.

Lalu bagaimana multiplier effect terhadap mitra pengemudi? Rata-rata tambahan pemesanan yang diterima mitra pengemudi di 10 kabupaten/kota ini, ada tiga orderan. "Rata-rata pendapatan bersih per hari yang diterima mitra pengemudi, di 10 kabupaten/kota juga nambah 17 persen pendapatannya," ujar Esther.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement