EKBIS.CO, JAKARTA- Pembuat kendaraan listrik Vietnam VinFast, mengatakan mereka akan mendapatkan pasokan pendanaan baru senilai 3,35 miliar dolar AS dari pendiri dan perusahaan induknya Vingroup pada tahun 2026, saat mereka berharap mencapai titik impas.
VinFast mulai beroperasi pada tahun 2019 dan telah berekspansi secara agresif ke pasar global, tetapi perusahaan terus melaporkan peningkatan kerugian karena bergulat dengan permintaan yang lebih lemah dan tantangan di sektor tersebut.
Menurut pernyataan perusahaan, Selasa (12/11/2024), sekitar 1,97 miliar dolar AS dari pendanaan baru tersebut diharapkan berasal dari pendiri VinFast, taipan Pham Nhat Vuong.
Vingroup, salah satu konglomerat terbesar di Vietnam, bermaksud untuk meminjamkan hingga 1,38 miliar dolar AS kepada VinFast pada akhir tahun 2026 melalui beberapa langkah, dividen, dan kemungkinan divestasi, yang katanya dapat dilakukan dengan harga yang dapat diterima jika diperlukan.
“Selain itu, Vingroup akan mengubah semua pinjaman yang ada kepada VinFast Vietnam menjadi saham preferen dengan hak dividen, kata pernyataan itu.
Vuong, yang memiliki 97,9 persen saham VinFast baik secara langsung maupun tidak langsung, memberikan jaminan komitmennya untuk meningkatkan investasi di unit otomotif tersebut selama rapat umum pada bulan April.
"VinFast tetap berkomitmen untuk meningkatkan modal independen guna memenuhi kebutuhan finansialnya. Dukungan dari Vingroup dan Vuong akan digunakan hanya jika upaya independen ini tidak berhasil," kata VinFast dalam pernyataan tersebut.
Sejak didirikan pada tahun 2017 hingga Juni tahun ini, VinFast telah menerima suntikan modal sebesar 13,5 miliar dolar AS dari Vingroup, afiliasinya, dan pendirinya Vuong, menurut pengajuan perusahaan pada akhir Oktober.
Komitmen baru tersebut akan meningkatkan total pendanaan menjadi hampir 17 miliar dolar AS.
VinFast, dengan Amerika sebagai pasar utamanya, mengatakan bahwa mereka menghadapi tantangan dalam memasarkan dan menjual kendaraan listriknya di pasar internasional di luar Vietnam.
Pembuat kendaraan listrik itu mencatat kerugian bersih sebesar 773,5 juta dolar AS pada periode April-Juni, meningkat 27 persen dari kuartal pertama dan kerugian 40 persen lebih besar dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan itu mengantisipasi kerugian lebih lanjut pada kuartal-kuartal mendatang.
Pada bulan Juli, VinFast menangguhkan proyek kompleks manufaktur senilai 2 miliar dolar AS di North Carolina hingga tahun 2028 karena kondisi pasar yang menantang.
Para produsen mobil tengah mempersiapkan potensi tarif baru AS untuk kendaraan dari negara lain dan kemungkinan pembalikan kebijakan pro-kendaraan listrik yang ada di bawah presiden terpilih Donald Trump, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.