Dalam kesempatan tersebut, Royke juga memaparkan berbagai pencapaian positif dalam kinerja keuangan BNI hingga kuartal III 2024.
Di antaranya, BNI mencatatkan total aset sebesar Rp 1.068 triliun, atau tumbuh 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kredit yang disalurkan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni 9,5 persen.
"Sementara itu, dana pihak ketiga yang dihimpun dari CASA (Current Account Savings Account) juga mencatatkan kenaikan 5,5 persen, dengan CASA ratio tetap terjaga di level yang sehat, yaitu 70,3 persen," ujar Royke.
Selain itu, rasio Loan-to-Deposit Ratio (LDR) BNI berada di angka 95,3 persen, menunjukkan manajemen likuiditas yang baik.
Return on Equity (ROE) tercatat 14,7 persen, dan kualitas kredit BNI juga menunjukkan perbaikan yang signifikan, dengan rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) yang berhasil dijaga pada level 2 persen.
Lebih lanjut, Royke juga menyampaikan bahwa BNI memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang sangat baik, yakni di level 21,8 persen, yang mencerminkan kekuatan modal yang solid.
Sebagai hasil dari kinerja yang positif ini, laba BNI tumbuh menjadi Rp 16,3 triliun pada kuartal III 2024.
"Dengan pencapaian-pencapaian tersebut, BNI terus menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia," katanya pula.