Sabtu 16 Nov 2024 14:11 WIB

Suara RI di APEC Ministerial Metting Peru: WTO Harus Direformasi!

Indonesia mendukung Reformasi WTO untuk perdagangan inklusif dan berkelanjutan.

Rep: Frederikus D Bata/ Red: A.Syalaby Ichsan
Symbol of World Trade Organization (WTO)
Foto:

photo
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam forum APEC CEO Summit, di Peru, Kamis (14/11/2024). - (Tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden)

Mendag juga menggarisbawahi pentingnya memastikan akses pasar yang adil dan merata bagi produk pertanian, terutama dari negara berkembang. Selain itu, memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam perdagangan global sangatlah penting. Menurut Budi, WTO dapat mendukung hal ini dengan memberikan bantuan teknis, peningkatan kapasitas, dan mengatasi hambatan non-tarif yang berdampak besar terhadap UKM.  "Sehingga mendorong pasar global yang lebih inklusif." 

Djatmiko menambahkan, Indonesia berkomitmen dalam memajukan inklusivitas dan mendukung paragraf khusus mengenai pemberdayaan ekonomi perempuan dalam Deklarasi Menteri MC13.  Meningkatkan peran perempuan dalam perdagangan akan meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan ekonomi, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan

Dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup, Indonesia juga menyadari pentingnya upaya untuk melindungi lingkungan dan melakukan mitigasi perubahan iklim."Namun, penting untuk memastikan bahwa kebijakan lingkungan hidup yang terkait dengan perdagangan tidak bersifat diskriminatif atau menciptakan hambatan yang tidak perlu terhadap perdagangan internasional, khususnya bagi negara-negara berkembang,” ujar Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional itu.

Terkait FTAAP, Djatmiko menerangkan, untuk mewujudkan visi ini, kerja sama, peningkatan kapasitas, dan fleksibilitas sangat penting dalam mengakomodasi beragam tingkat pembangunan dalam APEC. Hal ini termasuk menciptakan kerangka kerja untuk integrasi bertahap dan memberikan dukungan bagi perekonomian pada berbagai tahap kesiapan.

"Memaksimalkan potensi FTAAP secara penuh juga memerlukan penanganan isu-isu utama seperti ketahanan rantai pasokan, fasilitasi investasi, dan penghapusan hambatan teknis terhadap perdagangan. Dengan menyamakan kedudukan, khususnya bagi UKM, kita dapat mendorong Asia-Pasifik yang lebih tangguh, inklusif, dan sejahtera,” kata dia.

Menurut Djatmiko, Indonesia sangat yakin, dengan upaya kolektif, visi bersama, dan saling menghormati, kita dapat memajukan Visi Putrajaya 2040, memastikan masa depan kemakmuran bersama yang bermanfaat bagi semua orang. Pada AMM ke-35, ada tiga agenda utama pertemuan, yaitu inovasi dan digitalisasi untuk transisi ekonomi formal dan ekonomi global, pertumbuhan berkelanjutan; serta perdagangan dan investasi bagi pembangunan yang inklusif dan terkoneksi.

Pada AMM, Indonesia juga menyoroti pengurangan limbah pangan, transisi energi adil, dan inovasi hidrogen. Indonesia juga mendorong investasi dan kerja sama ketahanan ekonomi dan energi berkelanjutan. Di sela pelaksanaan AMM, Mendag Budi melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan negara mitra dagang,  yaitu Jepang, Singapura, dan Kanada. Sebelumnya Budi juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Korea Selatan dan Hong Kong. 

Tujuannya untuk meningkatkan perdagangan dengan para mitra dagang. Mendag mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam sejumlah agenda, yaitu Kunjungan Kenegaraan dengan Presiden Peru serta APEC CEO Summit.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement