Pada periode 2021 sampai 2023, Compound Annual Growth Rate (CAGR) perseroan tercatat tumbuh 109 persen dari sebelumnya Rp 894 miliar menjadi senilai Rp 3,9 triliun. Kemudian, dari rugi bersih senilai Rp 80 miliar pada 2021 berubah menjadi laba bersih senilai Rp 353 miliar pada tahun 2023.
Peningkatan efektivitas operasional dan strategi ekspansi yang dijalankan perseroan menghasilkan arus kas yang sehat, yang meningkat menjadi Rp 291 miliar pada akhir 2023, dibandingkan Rp 132 miliar pada 2022. Per 30 Juni 2024, perseroan membukukan pendapatan senilai Rp 3,2 triliun da laba bersih senilai Rp 534 miliar, dengan posisi arus kas yang kuat senilai Rp 361 miliar.
Berdasarkan data Frost & Sullivan, segmen ritel non-grocery di Indonesia memiliki Total Addressable Market (TAM) sebesar 18,4 miliar dolar AS, dengan segmen perlengkapan rumah tangga berkontribusi sebesar 1,4 miliar dolar AS.
"Segmen ritel non-grocery diperkirakan tumbuh dengan CAGR sebesar 8 persen pada periode 2023-2028, didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, populasi yang besar dan terus meningkat, urbanisasi yang semakin pesat, serta peningkatan tingkat pendapatan. Kami berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan momentum ini," ujar Edwin.
Dengan tingkat penetrasi pasar sebesar 1,9 persen pada 2023, MR.DIY melihat peluang besar untuk terus memperluas pangsa pasar di segmen ritel non-grocery. “IPO ini bukan hanya tentang pertumbuhan bisnis, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Dengan langkah ini, kami optimis MR.DIY akan terus menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pelanggan, masyarakat, dan pemegang saham,” ujar Edwin.