EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatatkan peningkatan kualitas kredit yang signifikan, dibuktikan dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) dan Loan at Risk (LAR). Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan keberhasilan ini merupakan hasil dari penerapan strategi pengelolaan manajemen risiko yang disiplin dan terintegrasi di seluruh lini bisnis perusahaan.
Menurut Sunarso, kunci utama keberhasilan ini terletak pada pendekatan proaktif BRI dalam memantau kualitas kredit melalui Early Warning System (EWS). Sistem ini memungkinkan bank untuk mendeteksi potensi masalah kredit lebih dini sehingga dapat ditangani secara tepat waktu. Selain itu, BRI juga memperkuat tim recovery guna mengelola kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien.
“BRI telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko, mulai dari selective growth, pemantauan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan, hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabah,” ujar Sunarso beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, Sunarso menegaskan bahwa BRI tetap menjaga posisi pencadangan yang kuat dengan rasio NPL Coverage mencapai 215,44 persen dalam sembilan bulan di 2024, angka ini mencerminkan kesiapan perusahaan untuk menghadapi risiko kredit di masa depan.
Hingga akhir kuartal III 2024, BRI berhasil mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 1.353,36 triliun, tumbuh 8,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sejalan dengan itu, BRI juga terus meningkatkan kualitas asetnya. Rasio NPL pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 2,90 persen, membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,07 persen. Sementara itu, rasio LAR BRI juga turun dari 13,80 persen pada Triwulan III 2023 menjadi 11,66 persen pada Triwulan III 2024.
Dengan pencapaian ini, BRI mempertegas posisinya sebagai salah satu lembaga keuangan terkemuka di Indonesia yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga pada pengelolaan risiko dan keberlanjutan usaha. Strategi pengelolaan risiko yang matang menjadi landasan bagi BRI dalam menghadapi tantangan ekonomi global ke depan.