Kamis 12 Dec 2024 09:51 WIB

Inovasi Manajemen Risiko Jadi Kunci bagi Industri Asuransi RI

Pendekatan manajemen risiko tak hanya bersifat kuantitatif melainkan juga kualitatif.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi asuransi. Inovasi manajemen risiko menjadi kunci industri asuransi tanah air.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi asuransi. Inovasi manajemen risiko menjadi kunci industri asuransi tanah air.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menegaskan pentingnya perencanaan strategis berbasis manajemen risiko untuk menghadapi tantangan global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional. Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary, Indonesia Re Robbi Yanuar Walid mengatakan perusahaan tidak hanya fokus pada target kinerja keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), melainkan juga mempertimbangkan eksposur risiko, khususnya underwriting risk, yang menjadi salah satu risiko utama dalam operasional perusahaan asuransi dan reasuransi.

"Sebagai bagian dari industri asuransi dan reasuransi, Indonesia Re memiliki tanggung jawab untuk memilih dan mengelola risiko yang dihadapi oleh masyarakat dengan standar tata kelola risiko yang ketat," ujar Robbi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Baca Juga

Robbi menyampaikan pendekatan terhadap manajemen risiko tidak hanya bersifat kuantitatif, melainkan juga kualitatif. Proses ini melibatkan upaya internalisasi budaya sadar risiko, mulai dari mengenali risiko hingga memitigasinya.

"Budaya sadar risiko terlihat mudah diucapkan, tetapi proses internalisasi hingga implementasinya membutuhkan waktu panjang dan kerja keras. Kita harus memastikan bahwa setiap individu di organisasi memahami risiko di lingkup kerja mereka dan berkontribusi pada mitigasi risiko secara kolektif," ucap Robbi.

Dalam sesi diskusi bertajuk "An Update & Assessment: Geopolitical Global dan Risk Implications", Komisaris Independen Indonesia Re, Reza Y. Siregar memaparkan tantangan serta strategi mitigasi risiko yang relevan bagi industri asuransi dan perekonomian Indonesia. Reza menyoroti dampak ketegangan geopolitik global terhadap stabilitas ekonomi dan perdagangan.

"Sejarah menunjukkan bahwa krisis energi, bukan hanya berdampak pada harga minyak, tetapi juga meningkatkan inflasi global," ujar Reza. 

Reza juga menekankan sektor asuransi memiliki peran penting dalam mengantisipasi risiko geopolitik, termasuk dalam mendukung stabilitas rantai pasok strategis, seperti pangan dan energi. Saat ini, ucap Reza, ketegangan geopolitik turut memengaruhi sistem keuangan internasional dengan sanksi ekonomi yang memperumit perdagangan global. 

"Indonesia harus mengambil langkah strategis untuk menjaga kestabilan ekonominya," kata Reza. 

photo
Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, total aset industri asuransi di Indonesia mencapai Rp 1.120,57 triliun per Mei 2024. - (Republika.co.id)

Komisaris Utama Indonesia Re, Julian Noor menyampaikan perencanaan yang baik adalah setengah dari keberhasilan. Dalam konteks tata kelola risiko perusahaan perencanaan yang efektif harus berbasis asumsi yang realistis dan relevan terhadap kondisi bisnis. "Industri asuransi adalah bisnis padat modal yang bergantung pada pengelolaan risiko yang matang," ujar Julian. 

Perusahaan asuransi, lanjut Julian, harus menyeimbangkan antara pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya. Dengan manajemen risiko yang proaktif, Julian menilai tidak hanya meminimalkan risiko, tetapi juga menciptakan peluang baru di tengah tantangan global.

Julian juga menegaskan budaya sadar risiko memungkinkan perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan baru, sekaligus meminimalkan potensi kerugian dan melindungi reputasi perusahaan. Untuk memastikan relevansi strategi perusahaan, lanjut Julian, evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan harus menjadi bagian integral dari tata kelola risiko.

"Indonesia Re juga terus mendorong penguatan budaya sadar risiko di semua level organisasi dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu inisiatif utamanya adalah melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Risiko atau SIMRI," sambung Julian. 

Julian menjelaskan SIMRI menjadi alat penting untuk melaporkan dan memantau risiko secara terstruktur, transparan, dan efisien. Dengan partisipasi aktif dalam melaporkan risiko melalui SIMRI, sambung Julian, perusahaan dapat menjadi bagian dari budaya kerja yang lebih aman dan produktif.

"Dengan manajemen risiko yang efektif dan penerapan teknologi yang tepat, industri asuransi mampu menghadapi tantangan global dan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan," kata Julian.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement