Jumat 07 May 2010 04:45 WIB

Gula Impor Bulog Baru Terserap 45 Persen

Rep: EH Ismail/ Red: Budi Raharjo
Gula impor
Foto: R Rekotomo/Antara
Gula impor

JAKARTA--Perum Bulog telah menyelesaikan impor gula sebanyak 48.500 ton pada bulan Maret lalu. Namun demikian, sampai pekan pertama bulan Mei, penyerapan gula impor Bulog baru terealisasi 45 persen.

''Baru 22 ribu ton yang terjual, masih ada 26 ribu lebih di gudang,'' ungkap Direktur Utama Perum Bulog, Soetarto Alimoeso, usai acara Workshop bertema 'Usaha Pencapaian Swasembada Komoditas Strategis Non-beras dan Kebijakan Pangan', di Jakarta, Kamis (6/5).

Menurut Soetarto, masih kecilnya penyerapan gula impor Bulog terjadi karena harga gula di pasaran saat ini sedang turun. Padahal, saat membeli gula impor dari Thailand pada tahun 2009 lalu, Bulog harus mengeluarkan modal yang cukup mahal. ''Karena waktu (kontrak impor) itu harga gula lagi tinggi-tingginya di 2009,'' kilahnya.

Kendati demikian, dia melanjutkan, Bulog optimistis gula impor yang ada di gudangnya akan terserap habis di pasaran setelah masa panen berakhir. ''Kita /kan/ bukan cuma urusan dagang, beli kemudian jual, untung dan habis. Tapi juga kita punya fungsi untuk menstabilkan harga di pasar,'' jelasnya.

Saat ini, gula impor Bulog dijual dengan harga Rp 9.300 per kilogram. Saat membeli, Bulog harus merogoh kocek sampai 741 dolar AS per ton atau sekitar Rp 6.900 per kilogram.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement