Senin 17 May 2010 07:09 WIB

Krisis Utang Yunani Masih Menghantui Pasar

Rep: C03/ Red: Budi Raharjo
Pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia

EKBIS.CO, JAKARTA--Dana talangan yang dikucurkan oleh Uni Eropa (UE) dan Dana Moneter Internasional (IMF) total sebesar satu triliun dolar AS untuk menyelamatkan Yunani dari krisis utang dianggap bukan solusi yang pas untuk menyelamatkan kawasan Eropa dari ancaman krisis fiskal.

Lantaran, sebagian besar rasio utang negara-negara Eropa dibanding produk domestik brutonya (PDB) sudah sangat tinggi sehingga diprediksi krisis utang itu tetap akan menjalar ke negara Eropa lainnya. Vice President Research and Analyst Valbury Asia Futures, Nico Omer Jockenhere, mengatakan tambahan dana apapun akan sulit untuk menyelamatkan negara-negara Eropa dari ancaman krisis utang.

Hal itu dikarenakan utang negara-negara itu sudah terlalu besar. ''Kalau ditambah utang lagi, itu akan semakin membebani negara-negara tersebut,'' kritiknya di Jakarta (16/5).

Menurutnya, krisis utang itu berpotensi memicu rasa khawatir investor dan memilih untuk memegang dana tunai dan berpindah ke portofolio yang lebih likuid seperti dolar AS atau obligasi pemerintah AS.

Dia menjelaskan, krisis utang Yunani selanjutnya bakal merambat ke Portugal dan Spanyol yang selama ini disebut-sebut memiliki masalah yang sama. Kondisi tersebut juga terjadi di negeri semapan Inggris, di mana kini beban utang negara itu termasuk sangat besar, yaitu mencapai 446 persen.

Kondisi yang sama juga terjadi di AS. Jumlah utang negara ini melonjak hingga mencapai 12 triliun dollar AS dari 5 triliun rupiah pada tahun 2000. Jumlah utang negara tersebut meningkat secara signifikan dalam satu dasawarsa terakhir dan dalam 10 tahun berikutnya dipredilsi naik menjadi 25 triliun dollar AS. ''Saya menilai krisis utang menjadi ancaman serius bagi bursa domestik, jika diikuti penarikan modal keluar,'' risaunya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement